Antisipasi Tantangan Ketenagakerjaan, Menaker Kenalkan Hubungan Industrial Sejak Dini

Rabu, 4 Oktober 2017 18:31 WIB

Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri bersama siswa Sekolah Menengan Kejuruan (SMK) di Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 4 Oktober 2017. (Dok. Kemnaker)

TEMPO.CO, Bekasi - Sistem bekerja dan cara bekerja terus berubah. Terlebih di era teknologi digital. Hal ini membuat tantangan ketenagakerjaan makin dinamis dan fleksibel. Hal ini tentunya memerlukan pemahaman lebih dini dari para calon angkatan kerja. Dalam beberapa kesempatan, topik ini disampaikan Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri kepada pelajar dan mahasiswa.

Pada Rabu, 4 Oktober 2017, sosialisasi serupa disampaikan Menteri Hanif di hadapan seribu siswa Sekolah Menengan Kejuruan (SMK) di Bekasidi SMK Merah Putih, Pondok Kecapi, Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat. Menteri Ketenagakerjaan meminta para siswa nantinya, saat menjadi calon angkatan kerja harus mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan dan memiliki pemahaman tentang hubungan industrial agar mampu bersaing dalam pasar kerja.

"Para siswa harus memahami munculnya jenis pekerjaan baru berbasis teknologi, pasar kerja yang kian kompetitif, juga tantangan kerja yang dinamis dan fleksibel. Dengan demikian, kelak saat memasuki dunia kerja, sudah siap,” kata Menaker.

Kepada para siswa, Menaker juga mengingatkan bahwa saat ini Indonesia telah memasuki perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), serta menyambut bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih dominan dari penduduk tidak produktif. Dua hal tersebut menjadikan persaingan kerja makin kompetitif. “Hal ini harus dipahami sejak dini, sehingga kelak saat memasuki dunia kerja tidak kaget”.

Menteri Ketenagakerjaan juga meminta kepada para siswa harus miliki daya saing yang unggul, dengan kompetensi atau keahlian di atas standar. Dengan kompetensi di atas standar, pasti memenangkan persaingan. Kompetensi yang standar tidak menjamin menang, apalagi di bawah standar. Hal lain yang tak kalah penting adalah softskill, terkait dengan pembentukan karakter, disiplin, etos kerja dan nasionalisme kerja sebagai bangsa.

Advertising
Advertising

Meski demikian, menurut Menteri Ketenagakerjaan, siswa tidak perlu takut dengan perkembangan teknologi informasi dan persaingan. Sebaliknya menghadapi perkembangan teknologi informasi, harus persiapkan diri agar daya saing semakin baik. Pemerintah terus memastikan agar relevansi pendidikan dan pelatihan kerja dengan dunia kerja semakin baik, sehingga lulusannya sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia usaha.

Hadir mendampingi Menteri Ketenagakerjaan, di antaranya Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial (PHI) Jaminan Sosial (Jamsos) Haiyani Rumondang, Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Hubungan Industri (KKHI) Aswansyah, Ketua Yayasan Pendidikan Al Falah Ustad Syamsuri. Acara dihadiri sekitar 1000 siswa yang berasal dari 10 SMK di wilayah Bekasi.(*)

Berita terkait

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

2 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.

Baca Selengkapnya

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

11 hari lalu

Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.

Baca Selengkapnya

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

40 hari lalu

Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.

Baca Selengkapnya

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.

Baca Selengkapnya

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.

Baca Selengkapnya