Alasan di Balik Rekor Terendah Kupon ORI 014

Reporter

Anisa Luciana

Editor

Anisa Luciana

Jumat, 29 September 2017 14:32 WIB

Obligasi Negara Ritel Seri ORI009. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menetapkan kupon Obligasi Ritel Indonesia tahun 2017 atau ORI 014 sebesar 5,85 persen, yang merupakan kupon terendah sepanjang sejarah penerbitan ORI di Indonesia. Apa alasannya?

Kupon terendah yang pernah ditawarkan pemerintah adalah 6,25 persen, yakni pada ORI 009. Kupon tertinggi yakni untuk ORI 001, 12,05 persen.

Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, mengatakan bahwa penetapan kupon ORI selalu mengacu pada imbal hasil atau yield Surat Utang Negara (SUN) dengan tenor yang sama di pasar sekunder.

Seri SUN yang menjadi acuan penerbitan ORI 014 kali ini adalah FR0031 tenor 3 tahun, yang mana yield-nya sempat turun hingga level 5,8 persen pada 26 September 2017 lalu. Atas dasar itu, pemerintah menetapkan kupon 5,85 persen.

Baca: Obligasi Negara Seri ORI 014 Diperuntukkan Bagi Masyarakat Biasa

Advertising
Advertising

“Memang ini era penurunan, mau tidak mau kalau ORI 014 ini dibandingkan dengan ORI sebelumnya memang turun cukup dalam. Kami berharap walaupun ini 5,85 persen, investor juga tahu environtment-nya memang begitu,” katanya seusai menggelar pembukaan masa penawaran ORI 014 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 29 September 2017.

Robert mengatakan, kupon yang rendah ini juga merespon keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuannya kembali hingga kini di level 4,25 persen.

“Kita harapkan angka 5,85 persen itu bukan angka yang rendah, dilihat dari suku bunga yang sekarang bahkan yang akan datang,” ucapnya.

Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, mengatakan tingkat kupon ORI 014 sebesar 5,85 persen juga ditetapkan dengan mempertimbangkan potensi peningkatan rating Indonesia di masa mendatang.
BISNIS.COM

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

3 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

7 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

9 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

9 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

29 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

37 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

41 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

50 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

52 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya