TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan Dewan Bisnis Amerika Serikat-ASEAN (US-ASEAN Business Council) beserta 40 perwakilan perusahaan Amerika mengeluhkan kebijakan yang diterapkan pemerintah mengenai kegiatan usaha di Indonesia.
"US-ASEAN kan melakukan pertemuan rutin dengan kementerian, salah satunya Kementerian Perindustrian. Tujuannya adalah melihat keluhan-keluhan yang dihadapi oleh industri," ujarnya di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, kutip dari Koran Tempo edisi Jumat 4 Juli 2017.
Simak: Tidak Mewah Lagi, Pajak Sedan Akan Disamakan MPV dan SUV
Adapun perusahaan yang hadir antara lain Adobe, Apple, Bechtel, BP, Cargill, Caterpillar, Chevron, Coca-Cola, Freeport-McMoRan Inc, Mattel, dan Harley Davidson. Salah satu yang dikeluhkan perusahaan multinasional adalah soal lelang gula rafinasi yang diutarakan oleh perusahaan makanan dan minuman.
Menurut Airlangga, mereka khawatir akan terganggunya bahan baku untuk industri. Pasalnya, kata dia, dengan adanya lelang, skema business to business yang telah berjalan bakal berubah. "Solusinya, Kementerian Perindustrian akan bicara kembali dengan Kementerian Perdagangan mengenai hal tersebut.”
Selanjutnya, kata Airlangga, keluhan datang dari perusahaan General Electric (GE). Perusahaan itu mendorong pemerintah segera mengimplementasikan pengawasan tingkat kandungan dalam negeri. "Karena memang fasilitas produksi boiler di Surabaya itu utilisasinya sangat rendah, atau hampir nol,” ujarnya. “Sehingga, mereka yang sebelumnya bisa memproduksi boiler, sampai sekarang belum ada pembelian sama sekali.”
Mengenai bahan lokal, Airlangga berujar, ada masukan dari industri berbasis bahan baku, seperti pakan ternak. Para pelaku industri berharap bahan baku lokal, seperti jagung dan singkong, dapat ditingkatkan. "Mereka juga mengharapkan agar bahan baku impor bisa diberikan akses," kata dia.
PT HM Sampoerna Tbk ikut menyuarakan keberatannya mengenai aturan pembatasan impor tembakau yang bakal diberlakukan pemerintah. "Padahal pasokan tembakau belum mencukupi. Pasokan lokal baru 50 persen," kata perwakilan perusahaan rokok tersebut, Elvira Lianita, dalam forum.
Sebelumnya, Deputi Pengendalian dan Pelaksanaan Badan Koordinasi Penanaman Modal, Azwar Lubis, mengatakan realisasi investasi penanaman modal pada triwulan II 2017 meningkat 12,7 persen dibanding pada periode yang sama 2016. Investasi sepanjang April-Juni tahun ini mencapai Rp 170,9 triliun, naik dari periode sebelumnya Rp 151,6 triliun. Total investasi selama semester pertama naik 12,1 persen menjadi Rp 336, 7 triliun dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 298,1 triliun.
Terakhir, Menteri Perindustrian menyebutkan, ada pertanyaan mengenai implementasi aturan produk halal yang diterapkan pemerintah dari sektor industri farmasi. "Memang, farmasi ini kan ada produk kimianya,” ujarnya. Dia menambahkan, jika sertifikasi halal diterapkan dan implementasinya tidak jelas, hal itu bakal menimbulkan gangguan suplai bahan baku. “Rencana pengembangan mereka juga terganggu.”
CAESAR AKBAR | PUTRI A | ALI NUR YASIN