TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya sekaligus mantan Ketua Komisi Energi, Kardaya Warnika, menilai Blok Masela seharusnya dibuat onshore atau di darat. Hal ini agar dapat meningkatkan multiplier effect bagi masyarakat sekitar. "Kalau di laut, enggak mungkin orang bikin kos-kosan, bikin warung. Kalau saya lihat, saya prefer ke darat," ucap Kardaya, di Jakarta, Selasa, 12 Januari 2015.
Menurut Kardaya, dalam menetapkan Blok Masela, pemerintah harus mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Dengan pembangunan onshore, pemerintah dapat mendorong munculnya perindustrian di sekitar daerah tersebut.
Namun, hingga kini, pemerintah masih belum mengambil sikap. Padahal pembahasan mengenai Blok Masela sudah dilakukan sejak lama. Menurut Kardaya, hal ini seharusnya tidak dilakukan berlarut-larut. Asal kaidah dan kriterianya jelas, ujar Kardaya, itu sudah bisa diputuskan. "Kalau menurut saya, tidak harus selama ini, paling November 2008 sudah diputuskan."
Hal serupa juga diungkapkan pengamat kebijakan mineral dan gas, Yusri Usman. Menurut dia, pilihan yang tepat adalah dibuat onshore, agar bernilai lebih bagi masyarakat. "Di sektor itu bisa ada tenaga kerja. Di sana bisa jadi pusat pertumbuhan," ucapnya.
Terdapat dua opsi terkait dengan pembangunan kilang di Blok Masela. Beberapa pihak menginginkan membangun dengan sistem LNG terapung atau floating LNG. Sementara itu, opsi lain adalah lewat darat atau onshore. Hingga saat ini, pemerintah sendiri masih belum menentukan nasib Blok Masela.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI