TEMPO.CO, Jakarta - Analis ekonomi, Reza Priyambada, mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin kembali mengalami kenaikan pascamelemah cukup dalam dengan adanya penyeimbangan kembali portofolio dari MSCI indeks. Hal ini menyebabkan pelaku pasar memanfaatkan pelemahan tersebut untuk kembali mengakumulasi saham.
“Terpantau hampir seluruh sektor ekonomi mengalami kenaikan seiring dengan berbaliknya aksi beli pelaku pasar tersebut,” kata Reza Priyambada dalam siaran persnya pada Rabu, 2 Desember 2015.
Selain dipengaruhi aksi beli, kata Reza, kenaikan IHSG juga didukung oleh kembali naiknya laju rupiah seiring dengan masuknya yuan ke dalam mata uang hard currency IMF.
Penguatan tersebut juga berhasil menutup utang gap di level 4.535-4.541 yang telah dibentuk satu hari sebelum IHSG anjlok. Selain itu, laju IHSG juga dapat mengesampingkan imbas pelemahan laju bursa saham global, terutama bursa saham Amerika Serikat yang mengawali pekan ini berada di teritori negatif.
Pada perdagangan Rabu ini, menurut Reza, IHSG diperkirakan berada pada rentang support 4.496-4.540 dan resistan di 4.565-4.578. White Marubozu kembali berada di area Middle Bollinger Band (LBB ). MACD kembali mendatar dengan histogram negatif yang lebih pendek. RSI, Stochastic, dan William’s berbalik arah naik. Laju IHSG di atas area target support 4420-4440 dan kembali berada di sekitar area target resistan 4.500-4.568.
Awalnya, Reza memperkirakan laju IHSG akan mampu berbalik naik seiring dengan kembalinya pelaku pasar melakukan aksi beli. Pascamenutup sisa utang gap di level 4.452-4.475, laju IHSG pun juga telah menutup utang di level 4.535-4.541.
Hal ini dapat memberikan peluang kenaikan jika diasumsikan aksi beli masih berlanjut. “Sisa utang gap di level 4.346-4.381 masih ada. Namun diperkirakan laju IHSG belum tentu akan mendekati level utang gap tersebut," ujar dia.
DESTRIANITA K.