TEMPO.CO, Jakarta - Petani garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengalami kerugian karena harga garam terus anjlok. Sekarang harga garam sudah mencapai Rp 220 per kilogram.
Seorang petani garam, Taswan, mengaku merugi jutaan rupiah dengan anjloknya harga garam ini. "Saya rugi jutaan rupiah dengan anjloknya harga garam pada musim panen kali ini," katanya, Jumat, 27 November 2015.
Sedangkan Waryadi, petani garam yang lain, menuturkan harga garam mulai anjlok setelah adanya garam impor yang sekarang sudah masuk ke Cirebon. Karena itu jugalah ia merasakan imbas yang diakibatkan masuknya garam impor.
"Setelah adanya garam impor, petani termasuk saya mengalami penurunan jual. Setiap musim panen garam, harga terus turun," ujarnya.
Taswan menambahkan, jika harga normal, garam per kilogram mencapai Rp 450, bahkan sampai Rp 600. Sekarang ini, dia beserta para petani lain memilih menimbun garam untuk dijual ketika memasuki musim hujan. "Separuh dari hasil garam kami timbun sampai harga stabil," tuturnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pada Kamis, 26 November 2015, di Indramayu menuturkan pihaknya akan berusaha menstabilkan harga garam yang sekarang ini anjlok, yang diakibatkan masuknya garam impor. "Harga garam tidak bisa stabil jika masih impor garam dari luar negeri," ucapnya.
Susi juga menuturkan sedang melakukan diskusi dengan kementerian lain untuk bisa memberikan harga dasar garam. Dengan demikian, petani garam tidak rugi seperti sekarang.
ANTARA