TEMPO.CO, Nusa Dua - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkirakan produksi CPO (Crude Palm Oil) tahun depan di kisaran 33 hingga 35 juta ton, dengan proyeksi ekspor 22 juta ton dan kebutuhan konsumsi domestik 13 juta ton.
Direktur Eksekutif GAPKI, Fadhil Hasan, mengatakan, harga CPO tahun depan berada pada angka US$ 580 hingga US$ 600 per ton. Menurut dia, faktor yang mempengaruhi harga CPO adalah penerapan program mandatory biodiesel, dampak bencana kekeringan, harga minyak mentah, dan tindak lanjut dari pembentukan Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit (CPOPC).
"Dampak El Nino dan kebakaran hutan mengurangi produksi sawit yang diperkirakan menurunkan produksi 3 hingga 5 persen," katanya saat menjadi pembicara di Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) XI di Bali, Jumat, 27 November 2015.
Hingga Oktober lalu, jumlah ekspor CPO mencapai 21,5 juta ton. Dia memperkirakan pada bulan November dan Desember, angka ekspor menembus 25,7 juta ton atau naik signifikan dari tahun lalu, 21,7 juta ton.
GAPKI menyelenggarakan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) XI di Bali pada 25-27 November 2015. Konferensi internasional ini membahas proyeksi harga sawit tahun depan dan implementasi penggunaan dana patungan sawit (CPO Fund).
ALI HIDAYAT