TEMPO.CO, Simalungun - PT Unilever Oleochemical Indonesia baru meresmikan pabrik pengolahan sawit senilai Rp 2 triliun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara. Namun, KEK pertama yang diresmikan Presiden Joko Widodo ini masih perlu tambahan infrastruktur.
"Kami siap menambah investasi begitu ada tambahan pasokan listrik, gas dan pelabuhan yang memadai," kata Presiden Direktur PT Unilever Oleochemical Indonesia Biswaranjan Sen di lokasi pabrik, Kamis 26 November 2015.
Unilever merupakan perusahaan pertama yang membangun pabrik di KEK Sei Mangkei. Ini juga kali pertama Unilever membangun pabrik pengolahan di sektor hulu. Biasanya, Unilever membeli bahan baku dari perusahaan lain lalu mengolahnya menjadi produk jadi. Untuk produk oleochemical saja, tiap tahun kebutuhan global Unilever mencapai 500 ribu ton. Maka, dengan kapasitas pabrik baru yang hanya 200 ribu ton, Unilever masih harus membeli dari pihak lain. Karena itulah perusahaan ini berencana untuk melakukan ekspansi di Sei Mangkei.
Bagaimanapun, kata Biswaranjan, kebutuhan listrik pabriknya adalah 15 Mega Watt, tanpa terputus. Saat ini, kebutuhan listrik itu elah terpenuhi, namun pasokannya belum lancar. Dalam sehari, listrik di kawasan ini bisa padam hingga 3-4 kali. "Padahal jika listrik mati, untuk menyalakan mesin kami kembali bisa butuh waktu sampai 16 jam," tuturnya.
Selain itu, pabrik ini juga membutuhkan pelabuhan yang memadai karena 85 persen produknya akan diekspor ke pabrik-pabrik Unilever di negara lain. Saat ini ekspor masih dilakukan melalui Pelabuhan Balawan, meski biaya logistiknya lebih tinggi karena jaraknya cukup jauh. "Jadi kami menunggu beroprasinya Pelabuhan Kuala Tanjung," kata Biswaranjan.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengakui, saat ini pemerintab masih berupaya menyempurnakan operasional KEK Sei Mangkei. Karena itu, ia memerlukan kerjasama dari berbagai pihak dan instansi pemerintah. "Misalnya, jalur kereta api, jalan akses dari KEK Sei Mangkei ke pelabuhan, perlunya percepatan pembangunan infrastruktur di dalam kawasan, dry port, ketersediaan gas dengan harga yang terjangkau, dan fasilitas infrastruktur lainnya yang mendukung kelancaran KEK Sei Mangkei," ujarnya.
PINGIT ARIA