TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memaparkan kondisi ekonomi Indonesia dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia. Dalam paparannya Agus menyampaikan kondisi global yang melambat membuat Indonesia dalam posisi sulit.
Ia menjelaskan iklim ekonomi global sepanjang tahun ini menyebabkan ekspor menurun, pertumbuhan ekonomi melambat, aliran masuk modal asing berkurang, hingga nilai tukar rupiah melemah tajam. Namun, kata dia, dibandingkan dengan negara lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi.
"Inflasi, depresiasi dan volatilitas rupiah lebih terkendali," kata Agus di acara tahunan Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 23 November 2015. Ia menyebutkan hingga akhir tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 4,8 persen.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Rusia dan Brazil mengalami penurunan. Agus menyebutkan ekonomi Brazil terkontraksi sebesar 2,6 persen, dan Rusia terkontraksi 4,6 persen. "Turki, Thailand, Korea Selatan, Afrika Selatan juga lebih rendah dari Indonesia," ujar dia.
Meski arus modal dalam negeri berkurang dan rupiah terdepresiasi hingga 9,5 persen hingga Desember, Agus mengatakan hal ini lebih baik dari negara lain. Ia menyebutkan Brazil terdepresiasi hingga 31 persen, Malaysia 18 persen, dan Turki 20 persen.
Ia mengatakan, pertumbuhan yang stabil ini disebabkan kemampuan Indonesia menjaga stabilitas serta adanya peningkatan belanja negara. "Kita berhasil membuat pertumbuhan tidak merosot lebih jauh," kata dia.
MAYA AYU PUSPITASARI