TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Perhubungan, Julius Adravida Barata, mengatakan, delay berkepanjangan maskapai Lion Air, Sabtu pekan lalu, karena Lion terlambat mengajukan perubahan tipe pesawat yang akan diterbangkan. Awalnya, Lion hanya menyediakan pesawat Boeing 737-900ER berkapasitas 215 kursi tapi penumpang yang check-in lebih dari 300 orang.
"Mungkin mereka sudah merencanakan buat mengganti dengan Airbus A330. Tapi baru diajukan Sabtu pagi," kata Barata di kantornya, Senin, 23 November 2015.
Menurut Barata, mestinya ada komunikasi yang jelas antara bagian operasional dan pemasaran tiket. Namun Barata belum bisa memastikan apakah memang Lion menjual jumlah tiket melebihi kapasitas pesawat yang disediakan. Adapun untuk mengganti pesawat demi mengakomodasi penumpang yang besar mesti mengajukan flight approval baru maksimal satu hari sebelum keberangkatan.
"Posisi Sabtu itu pesawat belum ganti. Masih B737-900 ER," ujar Barata. Airbus A330 memiliki kapasitas kursi sampai 400.
Kini, menurut Barata, Kementerian sedang memanggil manajemen Lion untuk mengklarifikasi delay itu. Kementerian akan menelaah apakah rute Lion saat ini tidak imbang dengan sumber daya perusahaan.
Sabtu pekan lalu, Lion Air JT 898 Jakarta-Makassar delay berjam-jam di Bandara Soekarno-Hatta. Penerbangan itu awalnya dijadwalkan pukul 05.00 WIB. Namun baru pada pukul 08.00 WIB Lion Air mengajukan pergantian pesawat dari Boeing 737-900ER menjadi Airbus A330.
KHAIRUL ANAM