TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mulai melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung di Ruang Pertemuan Bilateral KLCC, Kuala Lumpur, Malaysia, Ahad, 22 November 2015. "Presiden Jokowi dan PM Nguyen sepakat meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, khususnya di sektor perdagangan dan investasi," ujar anggota Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, dalam keterangan tertulis, Ahad, 22 November 2015.
Menurut Ari, kedua kepala negara sepakat mewujudkan target nilai perdagangan sebesar US$ 10 miliar atau Rp 136,9 triliun pada 2018. Saat ini, nilai perdagangan kedua negara hampir mencapai US$ 6 miliar atau Rp 82,16 triliun.
Untuk meningkatkan nilai perdagangan kedua negara, Presiden Jokowi menawarkan produk strategis Indonesia kepada Vietnam. "Investasi Indonesia di Vietnam juga berkembang cukup pesat, hampir mencapai US$ 500 juta. Kami berharap ada perhatian dari pemerintah Vietnam," ujar Presiden Jokowi.
Perdana Menteri Nguyen menyambut baik keingingan Presiden Jokowi. "Saya juga akan menugasi Menteri Pertahanan untuk menindaklanjuti investasi Indonesia di Vietnam," katanya.
Kedua kepala negara juga sepakat menyegerakan penyelesaian negosiasi Exclusive Economic Zone (EEZ) atau Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di antara kedua negara. "Saya berharap penyelesaian negosiasi EEZ dapat dilaksanakan pada Desember 2015," ujar Presiden Jokowi.
Selain EEZ, situasi Laut Cina Selatan dibahas dalam pertemuan itu. Presiden Jokowi menegaskan bahwa pemerintah Indonesia mengedepankan stabilitas dan keamanan kawasan. "Agar pertumbuhan dapat terjadi di kawasan itu dan hukum internasional perlu dihormati," tuturnya.
Pada akhir pertemuan, PM Nguyen mengundang Presiden Jokowi untuk berkunjung ke Vietnam. "Terima kasih atas undangannya, saya akan segera rencanakan untuk berkunjung ke Vietnam," ujar Presiden Jokowi.
ARIEF HIDAYAT