TEMPO.CO, Bontang - Presiden Joko Widodo meminta PT Pupuk Indonesia Holding Company memperhatikan nasib anak usahanya, PT Pupuk Iskandar Muda di Lhoukseumawe, Aceh. Jokowi mendengar PIM kesulitan pasokan gas yang mengakibatkan terganggunya produksi pupuk urea mereka.
"Tolong dilihat dan dihitung kembali agar PIM bisa hidup dan bisa ekspansi," kata Jokowi saat meresmikan operasi komersial Pabrik Kalimantan Timur 5 milik PT Pupuk Kalimantan Timur di Bontang, kemarin, Kamis, 19 November 2015.
Menurut Jokowi, pasokan gas buat PIM bisa diganti dengan batubara terutama untuk bahan energinya. Sementara bila PIM tak punya kekuatan finansial memadai mereka dipersilakan bekerjasama dengan entitas mana pun, termasuk asing. "Yang penting suplai pupuk bagian Indonesia barat bisa terpenuhi," ujar dia.
Direktur Utama PIHC Arifin Tasrif mengakui PIM saat ini megap-megap lantaran kekurangan pasokan gas sebagai bahan baku urea. Kapasitas produksi urea PIM sebetulnya mencapai 1.725 ton per hari namun karena kurangnya pasokan gas itu, produksi urea PIM cuma 80 persen saja. "PIM masih beroperasi. Cuma kadang-kadang ada interupsi suplai gas," kata Arifin di Bandara Badak NGL, Bontang.
Menurut Arifin, selain kekurangan pasokan, produksi urea PIM juga diganggu mahalnya harga gas yang mereka peroleh saat ini. Harga margin untuk industri pupuk disebut US$ 6,5 per MMCFD. "Harus negosiasi harga lagi," kata Arifin.
KHAIRUL ANAM