TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli mengatakan kemungkinan akan ada reshuffle kabinet jilid II menjelang akhir tahun ini. Reshuffle pertama, menurut Rizal Ramli, telah terbukti memberikan perbaikan perekonomian nasional. Pada sembilan bulan pertama, sebagian menteri kompetensinya KW 2 atau KW 3.
Istilah KW 2 atau KW 3 merujuk pada kualitas yang biasa dipakai untuk mengukur mutu sebuah produk barang. Rizal Ramli menjelaskan, rencana reshuffle selanjutnya diharapkan dapat memperkuat perekonomian pada 2016. "Tren balik arah ini terus berlanjut," katanya dalam pidato acara Core Economy Outlook 2016 di Jakarta, Rabu, 18 November 2015.
Kondisi perekonomian awal pemerintah Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, kata Rizal Ramli, dipicu empat defisit dari pemerintah sebelumnya. Yakni, defisit perdagangan, current account, neraca pembayaran, dan defisit APBN. "Ini memberikan tekanan pada makro ekonomi dan memberikan koreksi ekonomi Indonesia."
Terjadinya defisit itu, masih menurut Rizal Ramli, akibat pemerintah sebelumnya tidak melakukan perbaikan struktural saat terjadi booming komoditas. Sebab, permasalahan-permasalahannya menguap pada akhir 2014.
Rizal berujar, pada sembilan bulan pertama, menteri-menteri yang menjabat mayoritas merupakan usul dari partai politik, bukan pilihan Presiden Joko Widodo pribadi. Ini, kata Rizal Ramli, tidak membangkitkan ekspektasi positif: rupiah melemah, penjualan retail menurun 30 persen, dan pertumbuhan ekonomi menurun. "Visinya simpang siur, kompetensinya KW 2 atau KW 3," ujarnya
Namun, semenjak Presiden Jokowi melakukan reshuffle dengan menunjuk langsung menteri-menteri untuk menjabat posisi strategis pada bidang ekonomi, politik, dan keamanan, perubahan mulai terjadi. "Ekonomi naik meski 0,1-0,2 persen dan rupiah stabil," ucapnya.
AHMAD FAIZ IBNU SANI