TEMPO.CO, Nusa Dua - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menolak permohonan izin prinsip Bandara Maja yang akan dioperasikan oleh Lion Air Group karena bertabrakan dengan ruang udara Bandara Budiarto, Curug.
Jonan pun menolak usulan yang meminta Bandara Curug ditutup demi Bandara Maja. "Saya tidak mau dicatat sebagai Menteri Perhubungan yang menutup sekolah penerbangan,"kata Jonan saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Nusa Dua, Bali, Jumat 13 November 2015.
Jonan juga berseloroh, Bandara Curug bisa ditutup jika bos Lion Air, Rusdi Kirana, menggantikan posisinya sebagai menteri. "Nanti kalo Pak Rusdi ganti saya. Tolong dicatat, kalau Pak Rusdi Kirana gantikan saya, silakan tutup saja Bandara Curug,"ujarnya.
Menurut Jonan, ruang udara Bandara Curug juga sudah tidak bisa diubah. Sebaliknya, Jonan menolak izin prinsip Bandara Maja lantaran bisa bertabrakan dengan operasi sekolah penerbangan Curug. "Jika saya berikan izin, maka operasi Bandara Budiarto bisa terganggu," katanya.
Bandara Maja sedianya akan dioperasikan oleh Lion Air Group bekerja sama dengan PT Maja Raya Indah Semesta. Pembangunan bandara untuk Lion Air ini diperkirakan menelan biaya hingga Rp 17 triliun.
Sebelumnya, Direktur Kebandarudaraan Kementerian Perhubungan, Agus Santoso, mengatakan akan memanggil petinggi Maja Raya Indah Semesta untuk membicarakan arah runway Bandara Lion Air yang menjadi ganjalan.
Menurut Agus, syarat-syarat lain seperti rencana tata ruang dan wilayah provinsi dan kabupaten bisa dipenuhi oleh Maja Raya. Namun arah runway menabrak ruang udara Bandara Budiarto. "Kalau mereka mau mengubah, bisa langsung kami terbitkan penetapan lokasinya," kata Agus, saat ditemui pada 4 November 2015.
FERY F | KHAIRUL ANAM