TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah dunia diperkirakan masih akan menunjukkan tren yang menurun menyusul kelebihan pasokan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berkurang. Sementara itu, permintaan diperkirakan belum membaik.
Lembaga pemeringkat internasional, Moody’s, misalnya, memproyeksikan harga minyak mentah produksi Amerika Serikat, West Texas Intermediate, dan dari lapangan minyak Brent di Inggris masing-masing US$ 48 dan US$ 53 per barel pada 2016.
Tren penurunan harga minyak mentah dunia tentu saja menjadi berkah bagi sejumlah sektor terutama konsumer dan retail yang sensitif terhadap perubahaan harga. Sektor perikanan, manufaktur, bisnis penerbangan dan logistik pun diuntungkan dengan anjloknya harga minyak mentah.
Juru bicara PT Garuda Indonesia, Benny Siga Butarbutar, mengatakan industri penerbangan sangat diuntungkan karena 40-50 persen dana operasi mereka dihabiskan untuk bahan bakar.
Konsumsi avtur di Grup Garuda mencapai 1,8 miliar liter per tahun. Kebutuhan ini bakal meningkat hingga 2 miliar liter tahun depan. ”Minyak murah ini pertanda positif,” kata Benny.
Tapi Benny memperkirakan kondisi menguntungkan ini tidak bertahan panjang. Pelemahan kurs rupiah sangat memukul, karena 75 persen perawatan dan pengadaan onderdil pesawat dikalkulasi dalam dolar. Garuda menerapkan strategi lindung nilai atau hedging buat membeli avtur untuk memperkecil risiko kerugian akibat fluktuasi kurs.
Sektor manufaktur juga diuntungkan dengan murahnya harga minyak. Wakil Direktur PT PAN Brothers Tbk Anne Patricia Sutanto mengatakan penjualan perusahaan tekstilnya meningkat 20 persen tahun ini dibanding tahun lalu, yang tercatat mencapai US$ 338,5 juta. ”Turunnya harga minyak membuat biaya operasi dan pengiriman barang ke pelabuhan juga turun," ucapnya.
Perusahaan garmen seperti PAN Brothers untung besar karena hampir 100 persen produknya berorientasi ekspor. Meski 70 persen bahan bakunya diimpor, perusahaan masih meraup untung di tengah lesunya ekonomi nasional. Produsen garmen lain yang mengandalkan pasar lokal terpaksa terkapar.
TEMPO