TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dan Finlandia menargetkan peningkatan volume perdagangan menjadi US$1 miliar tahun depan. "Kita juga sepakat terus meningkatkan investasi agar mencapai US$3,6 juta pada 2015," kata Presiden Joko Widodo seusai melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Finlandia Sauli Niinisto di Istana Merdeka, Selasa, 3 November 2015.
Jokowi mengatakan fokus utama dalam pertemuan bilateral adalah terkait masalah ekonomi. Presiden Jokowi mengapresiasi kedatangan 11 pengusaha top dari Finlandia dalam kunjungan kenegaraan ke Indonesia.
"Kita menyambut baik kedatangan Presiden dengan 11 pengusaha untuk memanfaatkan peluang yang terbuka lebar," kata Jokowi. Presiden mengatakan 11 pengusaha yang diboyong bergerak pada bidang energi, infrastruktur, teknologi informasi, dan manajemen pelabuhan.
Selain itu, dalam pertemuan bilateral, kedua negara sepakat untuk mengembangkan kerja sama di bidang energi terbarukan. Ekonomi digital juga menjadi salah satu topik pembahasan antara kedua Presiden. Jokowi mengatakan Indonesia mengajak perusahaan-perusahaan besar Finlandia di bidang teknologi informasi untuk berinvestasi di Indonesia.
Masalah global seperti pengungsi dari Timur Tengah dan Afrika Utara juga didiskusikan oleh Jokowi dan Niinisto. Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan pentingnya penyelesaian konflik secara damai dengan toleransi.
Isu perubahan iklim juga sempat dibahas kedua pemimpin negara. Jokowi mengatakan Indonesia secara khusus meminta negara industri untuk lebih berperan dalam mengurangi emisi.
"Saya menyampaikan komitmen Indonesia dan harapan agar negara industri dapat memberikan contoh pengurangan emisi dan memberikan dukungan implementasi pada negara yang berkembang," katanya.
Setelah melakukan pertemuan bilateral, Indonesia dan Finlandia meneken nota kesepahaman di bidang energi terbarukan dan efisien energi. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Menteri ESDM Sudirman Said dan Menteri Luar Negeri Finlandia, disaksikan oleh Presiden Jokowi dan Presiden Niinisto.
ANANDA TERESIA