TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Lion Air mulai menerima pesanannya berupa pesawat berbadan lebar Airbus A330-300. Pesawat yang sanggup menampung 440 kursi dalam satu kelas itu akan digunakan untuk penerbangan jarak jauh dan menengah serta rute lokal yang ramai.
"Ini yang pertama, masih ada dua lagi sampai Desember tahun ini," kata Direktur Utama Lion Air Rudi Lumingkewas di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Senin, 2 November 2015. Menurut Rudi, sampai Desember nani Lion Air akan menerima dua lagi, sehingga berjumlah tiga unit A330-300.
Tiga pesawat itu rencananya untuk memenuhi penerbangan Lion ke Jeddah dan Madinah, Arab Saudi. Prioritas ini sebagai armada ibadah umrah dan haji. Namun penerbangan internasional itu baru akan dilakukan setelah jumlah pesawat genap tiga.
Sambil memunggu, untuk sementara pesawat yang baru tiba digunakan melayani penerbangan domestik ke Denpasar, Makassar, dan Medan. "Untuk penerbangan umrah mulai Desember 2015," kata Rudi.
Selain tiga A330-300 sampai Desember 2015, Lion juga punya opsi mendatangkan lima unit pesawat yang sama. Namun opsi penambahan itu masih akan menghitung perkembangan bisnis ke depan. Harga A330-300 mencapai US$ 260 juta. "Namanya opsi, bisa jadi bisa enggak," kata Rudi.
Pada awal tahun, manajemen Lion Air memesan sebanyak 201 pesawat Airbus. Pemesanan pesawat itu seiring target Lion Air untuk ekspansi di kawasan Asia Tenggara. Pertumbuhan jumlah penumpang pesawat di Indonesia tumbuh pesat, terutama masyarakat kelas menengah.
Indonesia yang terdiri dari 17 ribu pulau dengan ekonomi sedang tumbuh menarik minat perusahaan maskapai untuk ekspansi. Pasar penerbangan domestik Indonesia diperkirakan tumbuh 21 persen per tahun.
KHAIRUL ANAM
Baca juga:
Suap Dokter=40 % Harga Obat: Ditawari Naik Haji hingga PSK
Terkuak, 40% dari Harga Obat Buat Menyuap Dokter