TEMPO.CO, Pekanbaru - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Riau menyatakan tujuh sektor perekonomian mengalami kerugian besar akibat kabut asap di Sumatera dan Kalimantan. Sebagian besar pengusaha mengalami penurunan omset penjualan rata-rata 24,95 persen.
Deputi Bank Indonesia Cabang Riau, Irwan Mulawarman mengatakan penurunan omset terbesar terjadi pada usaha yang bergerak di sektor transportasi, perdagangan, akomodasi makanan dan minuman. "Kondisi asap tahun ini dirasakan lebih buruk," kata Iwan, Selasa, 27 Oktober 2015.
Menurut Iwan, dampak kerugian juga disebabkan peningkatan biaya operasional usaha rata-rata 25 persen. Seperti biaya transportasi, tenaga kerja dan biaya bahan bakar lantaran krisis listrik. Jasa penerbangan mengalami penurunan omset mencapai 50 persen atau lebih dari Rp 200 miliar akibat penurunan penjualan tiket pesawat serta Rp 1,5 miliar untuk operasional bandara.
"Berlanjutnya kabut asap hinga bulan oktober diperkirakan menurunkan omset lebih dari 60 persen," kata Iwan.
Penurunan omset juga dirasakan jasa pengiriman barang di Riau mencapai 60 persen. Hal itu disebabkan meningkatnya biaya sebesar 60 persen lantaran pengalihan rute pengiriman melalui Padang. "Ditambah lagi komplain penalti atas keterlambatan pengriman baran," katanya.
Iwan mengatakan, sektor perdagangan penyedia akomodasi dan makanan mengalami penurunan omset hingga 30 persen. Penurunan itu disebabkan berkurangnya kunjungan wisatawan ke Riau lantaran tidak adanya penerbangan ke Pekanbaru akibat gangguan asap.
Sedangkan di sektor pendidikan dan jasa kesehatan menurut Iwan, kerugian ditaksir mencapai Rp 20 miliar. Dinas Kesehatan telah membagikan masker sebanyak 600 ribu pelbagai jenis dengan anggaran mencapai Rp 2,8 miliar. "Belum lagi kerugian akibat berkurangnya kualitas siswa karena tidak mendapat pengajaran."
Kerugian juga dialami sektor perkebunan kelapa sawit, jasa konstruksi dan perbankan. Kinerja kredit mikro beberapa bank diperkirakan mulai terdampak asap. Begitu pula kredit korporasi yang juga terkena dampak anjloknya harga komoditas sawit dan karet. Menurut Iwan, BI belum mendapatkan nominal keseluruhan kerugian. "Para pengusaha belum memberikan keterangan secara konkrit."
Asisten II Pemerintah Provinsi Riau Masperi menyebutkan, sejak diselimuti asap, Riau mengalami kerugian ekonomi mencapai Rp 25 Triliun. "Dampak kerugian ekonomi sangat luar biasa," kata Masperi.
Namun, kata Masperi, jumlah kerugian tersebut baru sebatas informasi dari para pengusaha. Pemerintah Riau sejauh ini belum melakukan kajian dampak kerugiannya mengingat fokus kepada penanganan kabut asap dan kesehatan masyarakat. "Nilai kerugaian itu baru kami terima dari pengusaha, bukan hasil kajian dari pemerintah," jelasnya.
RIYAN NOFITRA