TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menjadi pembicara dan menyampaikan pidato tentang kebijakan di Brookings Institution, sebuah kelompok pemikir di Washington, DC, Amerika Serikat. Dalam kesempatan itu, dia menyebutkan banyak tantangan dalam reformasi, salah satunya infrastruktur yang tertinggal.
Untuk itu, Jokowi berambisi menggeber pembangunan infrastruktur, seperti pelabuhan, waduk, dan jalan tol. Sebagai indikasi serius mereformasi perekonomian, Jokowi sudah mengumumkan keinginan Indonesia untuk bergabung dalam Trans Pacific Partnership (TPP). “Presiden Obama juga agak terkejut mendengar hal itu,” kata Jokowi, seperti dikutip dari situs web Sekretariat Kabinet, Rabu, 28 Oktober 2015.
TPP adalah pakta perdagangan antarnegara di Asia-Pasifik yang meliputi 12 negara, yaitu AS, Jepang, Brunei, Cile, Selandia Baru, Singapura, Australia, Kanada, Malaysia, Meksiko, Peru, dan Vietnam. Jokowi menyampaikan keinginan bergabung dengan TPP saat memberi keterangan pers bersama Presiden AS Barack Obama.
Seiring dengan pembangunan infrastruktur, kata Jokowi, pemerintah juga memberikan perhatian pada reformasi birokrasi. “Itu untuk membebaskan sektor privat, baik domestik maupun luar kebijakan yang tidak berpihak, perizinan yang berbelit-belit, dan misguided protectionism yang membuat banyak perusahaan dan industri menderita sekian lama.”
Reformasi birokrasi tecermin saat pemerintah meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi I yang merevisi, merasionalisasi, dan meniadakan 134 regulasi serta aturan. Jokowi pun mengeluarkan kebijakan sampai paket kelima. Saat ini pemerintah juga sedang mempersiapkan paket keenam.
“Kalau kita melihat lebih jauh sistem perizinan dan peraturan, kita akan melihat bahwa itu inkonsisten, misguided, dan bahkan kebijakan yang tidak masuk akal,” ujarnya.
Jokowi berkomitmen penuh untuk melakukan rasionalisasi dan deregulasi kebijakan dalam pemerintah. “Program deregulasi kita adalah arah kebijakan yang berkelanjutan. Sebagaimana pembangunan infrastruktur, itu akan memperoleh momentum dan mencapai kecepatan penuh dalam bulan-bulan ke depan."
ALI HIDAYAT