TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli mengkritik pedas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said yang dinilai terlalu berpihak dalam kasus perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. Menurut juru bicara PT Freeport Indonesia, Riza Pratama, sinyal dari Rizal tidak berarti apa-apa kepada perusahaannya.
"Kami terima sinyal positifnya aja, ya. Sinyal negatif tak kami pikirin," ucap Riza Pratama saat bertandang ke kantor Tempo, pekan lalu.
Baca Juga:
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said berujar, pemerintah telah menyetujui investasi tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia. Namun persetujuan perpanjangan kontrak belum diberikan.
Menurut Riza, Freeport terus menambah investasi dalam di area tambangnya sehingga memerlukan kepastian dari pemerintah. Dia mengaku Freeport membutuhkan sinyal dari pemerintah untuk terus menanamkan modal. "Kami dapat sinyal. Pak Sudirman bilang, 'Oh, oke, Freeport lakukanlah investasi tambang itu," tutur Riza. "Nah, itu yang kami butuhkan. Itu yang harus didengar oleh investor kita juga."
Selama ini, kata Riza, Freeport telah lama berunding dengan pemerintah. Namun perundingan tersebut belum membuat Freeport berpikir positif untuk melanjutkan investasi. Dengan pernyataan dan sinyal dari Kementerian ESDM, Freeport yakin melanjutkan langkah bisnis.
"Ini ya lumayanlah buat kami. Tapi ya kami tetep belum bisa gunakan sebagai pegangan, cuma ini sebagai sinyal. Bahkan saya bilang sinyal positif," ucapnya.
Sebelumnya, Rizal Ramli menilai Sudirman Said keblinger karena tidak mengikuti aturan pemerintah terkait dengan perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. "Sampai titik ini, aturan pemerintah soal waktu negosiasi perpanjangan kontrak belum dihapus, yaitu dua tahun sebelum masa kontrak berakhir. Perjanjian dengan Freeport berakhir tahun 2021. Menteri ESDM ini, mohon maaf, keblinger," ucap Rizal Ramli, Senin, 12 Oktober 2015.
Rizal Ramli mengaku heran dengan sikap Menteri ESDM yang terkesan bersikeras membela PT Freeport Indonesia. Menurut Rizal, banyak kesempatan dan sumber daya Indonesia yang hilang akibat kontrak dengan investor yang dinilai kurang bermanfaat bagi rakyat Indonesia. "Kenapa banyak kesempatan yang hilang? Karena pejabat-pejabatnya gampang disogok, gampang dilobi," ujar Rizal Ramli.
ALI HIDAYAT
Baca juga:
Duh, Kalla Mau Evaluasi KPK, Terlalu Banyak Tangkap Orang?
PDIP Siaga, PAN Diajak Bicara: Ada Reshuffle Kabinet?