TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pusat perjudian terbesar dan termegah di dunia yang berlokasi di Las Vegas, Amerika Serikat, Wynn Resorts, sedang meradang. Pendapatan dari perputaran uang judi perusahaan tersebut jeblok gara-gara ambradulnya pendapatan operasional dari cabang mereka di Makau, Cina.
Wynn melaporkan pundi-pundi mereka di Makau tergerus tajam hingga 37,9 persen di triwulan ketiga 2015. Rapor merah ini membuat laba bersih kasino yang didirikan Steve Wynn pada 28 April 2005 di triwulan itu tergerus menjadi US$ 73,8 juta atau sekitar Rp 1 triliun dari triwulan sebelumnya US$ 191,4 juta atau Rp 2,6 triliun.
BACA JUGA
Pembunuh Ibu dan Anak di Cakung Ternyata Tetangga Belakang
Ingin Jadi Gubernur Jakarta Lagi, Ahok Tiru Nabi Muhammad
Perlambatan ekononomi Cina berefek besar terhadap bisnis perjudian di Negeri Tirai Bambu. Indikasi itu tampak dari penurunan pelancong yang suka mengundi nasib di Makau yang menurun drastis. Sepinya bisnis judi juga lantaran pemerintah komunis Cina memberlakukan larangan pejabat untuk berkunjung ke pusat-pusat judi.
Larangan melancong ke pusat judi merupakan upaya pemerintah Cina menekan gaya hidup mewah pejabat. Dalam upaya menekan korupsi, pemerintah Cina memberi sanksi tegas kepada para pejabat yang bergaya hidup mewah. Awal tahun pemerintah Cina membatalkan pameran barang-barang mewah di Makau.
Wynn yang berkantor pusat di Nevada Las Vegas ini merupakan pemegang mayoritas saham operasional Makau sebesar 72,2 persen. Setali tiga uang dengan bisnisnya di Las Vegas, arena pertaruhan Makau juga dilengkapi dengan sarana perhotelan dan resor yang megah untuk memanjakan para penjudi.
Wynn mengatakan, selama 45 tahun mengelola bisnis itu, ia mengaku baru kali ini mengalami kerugian besar seperti ini. "Penurunan tajam operasional Makau sebesar 37,9 persen membuat pendapatan bersih Wynn tergerus 3,9 persen," kata Wynn dalam konferensi pers di Las Vegas seperti dilansir dari BBC News, Jumat, 16 Oktober 2015.
Dalam paparannya, Wynn mengatakan bisnisnya yang paling menderita adalah produk kasino premium berupa permainan VIP table games, yang anjlok 51,3 persen dari US$ 25,1 miliar atau sekitar Rp 340 triliun menjadi tinggal US$ 12,2 miliar atau sekira Rp 166 triliun.
BBC NEWS | SETIAWAN ADIWIJAYA
Baca juga:
Laga Final Persib: Kenapa Gubernur Aher Trauma Soal Bonus?
Liverpool Beruntung, Ini Bukti Klopp Pesulap Hebat