TEMPO.CO , Jakarta:Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli mengatakan akan meningkatkan jumlah kunjungan destinasi pariwisata Indonesia, menurut dia destinasi pariwisata Indonesia saat ini hanya mencapai 10 juta dan ingin ditingkatkan jadi 20 juta.
"Selama ini kunjungan pariwisata yang kami unggulkan hanya Bali padahal sudah over sold dan berlebihan," ujar dia saat Rapat Kerja Pembahasan Anggaran di Komplek Snayan, Jakarta, Selasa, 13 Oktober 2015
Menurut Rizal, strategi yang harus dilakukan untuk menambah jumlah kunjungan pertama pemerintah harus meningkatkan negara bebas visa. Beberapa waktu lalu ada 47 negara kecuali negara yang sumber narkotika dan negara yang ekspor ideologi garis keras.
"Memang dari satu segi pendapatan visa akan berkurang, tapi pendapatan dari pariwisata akan meningkat nanti akan meningkat," ujar Rizal Ramli.
Kedua memperbaiki kategori penerbangan melalui lobi, Rizal berujar bahwa dari segi International Civil Aviation Organization (ICAO) atau organisasi penerbangan sipil internasional, wilayah udara kita masuk kategori 2 artinya sejajar dengan negara di afrika. Kalau mau tingkatkan wisata harus masuk kategori 1 pemerintah harus melakukan lobi.
"Kami sudah perintah kan menteri perhubungan dalam waktu 1,5 tahun untuk masuk kategori 1 serta memperbaiki sistem radar dan personil," kata Rizal Ramli.
Ketiga, pemerintah harus putuskan wilayah wisata di luar Bali. Mengingat banyak potensi wisata yang bisa dikunjungi diluar bali. Rizal mengatakan lebih baik fokus pada 7 kawasan dengan dampak yang besar sehingga momentumnya lebih besar pula.
"Salah satunya kawasan danau toba yang kami ingin bangun the monaco of asia karena indah sekali," ujar dia.
Namun yang paling penting, menurut Rizal, kalau hanya jual wisata dari keindahan itu kurang menarik wiatawan, harus ada nilai story dan imajinasi yang ditawarkan. Misalnya, di Romam, wisatawan mau ke collosium padahal bangunannya tua tapi kalau ke sana mereka sudah kebayang ada Gladiator.
"Begitu juga dengan tujuan wisata di Indonesia tidak hanya menjual pemandangan tapi harus ada sejarah di balik tempat wisata itu," tutur Rizal.
ABDUL AZIS