TEMPO.CO, Madiun – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelontorkan dana sebesar Rp 500 miliar untuk menyelesaikan proyek pembangunan jalan lintas selatan. Dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah 2015 itu diharapkan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang menjadi kendala proyek nasional tersebut.
"Memang ada masalah bottle neck dan kurangnya DED (detail engineering design),’’ kata Kepala Subbidang Industri dan Perdagangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur Arif Tri Haryono dalam diskusi bertema Membangun Kawasan Industri yang Berwawasan Lingkungan dan Berorientasi Nilai Tambah Menyongsong Tol Trans Jawa di Kota Madiun, Senin, 12 Oktober 2015.
Karena berbagai masalah tersebut, kata dia, jalan yang nantinya melintasi Kabupaten Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek dan Pacitan itu baru tersambung pada 2019. Ketika jalan dengan panjang 660 kilometer dan lebar 24 meter itu rampung dibangun, kata dia, perekonomian di wilayah pesisir selatan Jawa Timur otomatis akan ikut terdongkrak.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto menilai jalan lintas selatan cocok untuk pengembangan industri pariwisata di Jawa Timur. Sebab, sepanjang jalur tersebut melintasi sejumlah pantai yang memiliki keindahan panorama alami.
"Misalnya Pantai Klayar, Pacitan. Menurut saya jalan lintas selatan cocok untuk industri pariwisata dan nantinya usaha jasa seperti restoran akan mengikuti,’’ kata dia.
Baca Juga:
Adapun pengembangan industri skala besar, menurut Djoko, lebih tepat ditempatkan di jalur Trans Jawa yang di antaranya melintasi Kabupaten Ngawi, Madiun, dan Nganjuk. Karena itu, dia berharap agar pemerintah daerah mempersiapkan kawasan industri yang kemungkinan dilirik oleh investor yang hendak mengembangkan usahanya.
"Daerah-daerah yang dilintasi jalan tol akan diminati investor karena upah minimum kabupaten/kota lebih rendah daripada daerah ring I (Surabaya-Sidoarjo-Gresik-Mojokerto),’’ ujar dia.
NOFIKA DIAN NUGROHO