TEMPO.CO, Jakarta - Masih melemahnya laju indeks dolar Amerika Serikat memberikan sentimen positif pada laju sejumlah mata uang emerging market, termasuk rupiah.
“Sejauh ini laju rupiah dapat memanfaatkan kondisi tersebut dengan baik, sehingga tren kenaikan belum akan terpatahkan,” kata ekonom Reza Priyambada dalam siaran persnya, Selasa, 13 Oktober 2015.
Reza mengatakan belum adanya sentimen negatif saat ini membuat laju rupiah masih dapat bertahan positif. Namun penguatan yang terjadi mulai melambat seiring kenaikan yang cukup kencang dalam beberapa hari terakhir.
Sentimen yang mewarnai laju rupiah pada awal pekan ini masih sama seperti pekan kemarin. Ekspektasi pelaku pasar akan realisasi kebijakan bank sentral masih tinggi. Tidak hanya itu, Reza mengatakan, kebijakan pemerintah dan penguatan laju harga komoditas juga turut memberikan sentimen positif. “Masih berlanjutnya penguatan sejumlah mata uang Asia juga berpengaruh,” ujarnya.
Meski turunnya indeks dolar AS di pasar spot valas global dapat menambah peluang rupiah menguat, Reza mengimbau agar pasar tetap dapat menyesuaikan dengan kondisi riil lapangan. Selain itu, ia meminta pasar mencermati sentimen jika mulai ada potensi pembalikan arah.
Hari ini, Reza memprediksi laju rupiah di atas target resisten 13.475-13.455 (kurs tengah BI). “Penguatan rupiah mulai tertahan, tidak sekencang beberapa hari sebelumnya,” tuturnya.
MAYA AYU PUSPITASARI