TEMPO.CO, Jakarta - Meski pertumbuhan ekonomi global turun, terutama di Cina, namun mayoritas eksekutif pada pertemuan tahunan ke-21 Lodging Conference di Amerika Serikat meyakini kinerja industri pariwisata belum akan jeblok dalam waktu dekat.
Bernard Baumohl, Chief Global Economist, The Economic Outlook Group, mencatat akan ada penurunan signifikan pada pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dunia sebesar 3% pada 2016.
Kendati demikian, dia menyatakan tidak ada alasan yang terlalu kuat untuk khawatir dengan para pengusaha sektor pariwisata terutama di Amerika Serikat.
“Bisakah kondisi ini mengganggu ekonomi AS dalam satu atau dua tahun? Akankah kita melihat penurunan pendapatan? Jawaban saya tidak,” ujarnya sebagimana dikutip situs hotelbusiness.com, Jumat (9 Oktober 2015). Dia menambahkan bahwa ekonomi AS akan tumbuh sekitar 2,5% dalam tiga tahun ke depan.
Menuutnya, para pelaku usaha perhotelan tidak melihat akan adanya tanda-tanda yang mengarah pada resesi.
"Memang mungkin saja akan ada sedikit gangguan, namun kemudian kita akan kembali menikmati pertumbuhan," ujarnya.
Sementara itu, Simon Turner, President Starwood Hotels & Resorts Worldwide menyatakan adanya pengaruh ekonomi global.
“China jelas merupakan mesin besar pertumbuhan saat ini dan kondisi saat itu lebih buruk dari dua tahun lalu. Artinya, sejumlah negara yang ekonominya berhubungan dengan China juga akan terpengaruh," urai Turner.
“Berbicara soal AS, kita cukup bagus. Meski ada pengaruh buruk dari luar, namun secara umum kondisi AS masih akan bagus dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya.