TEMPO.CO, Jakarta - Peluncuran paket kebijakan ekonomi ketiga memberi imbas positif terhadap nilai tukar rupiah. Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan persepsi positif kebijakan ekonomi tersebut sementara ini masih memberikan angin segar terhadap laju penguatan rupiah. “Pelaku pasar juga turut merespons kebijakan moneter yang telah disampaikan BI di bulan September,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 9 Oktober 2015.
Setelah paket jilid III, rencananya pemerintah akan mengeluarkan paket jilid IV. Reza mengungkapkan pada paket keempat Bank Indonesia berupaya memperkuat pengelolaan valuta asing dari sisi permintaan dan penawaran. Caranya adalah dengan menyesuaikan frekuensi lelang foreign exchange swap dari dua kali seminggu menjadi satu kali seminggu.
Bank Indonesia berencana menurunkan batas pembelian valas dengan pembuktian dokumen underlying dari yang berlaku saat ini sebesar US$ 100 ribu menjadi US$ 25 ribu per nasabah per bulan. Reza mengatakan Bank Indonesia akan mewajibkan penggunaan NPWP serta mempercepat proses persetujuan utang luar negeri bank. “Tetap harus memperhatikan asas kehati-hatian,” kata Reza. (Lihat video Rupiah Bangkit, Ini Penyebabnya, Evaluasi Paket Kebijakan Ekonomi I dan II Jokowi, Peningkatan Daya Beli Masyarakat Jadi Fokus Kebijakan Ekonomi Jilid III)
Reza mengatakan selain itu Bank Indonesia juga akan mengubah mekanisme lelang term deposit valas dari variable rate tender menjadi fixed rate tender, menyesuaikan harga, dan memperpanjang tenor sampai dengan tiga bulan.
Sebelumnya, di paket kebijakan moneter ketiga, Bank Indonesia berupaya memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah melalui pengubahan mekanisme lelang reverse repurchase agreement (repo) atau penjualan SBN milik Bank Indonesia ke bank, dari variable rate tender menjadi fix rate tender.
Selain itu, BI juga menerbitkan kembali Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor 9 bulan dan 12 bulan dengan mekanisme lelang fixed rate tender dan menyesuaikan pricing.
MAYA AYU PUSPITASARI