TEMPO.CO, Makassar - Manajemen PT Aviastar Mandiri (Aviastar) mengungkapkan penerbangan pesawat Twin Otter di Sulawesi Selatan kembali normal pasca kecelakaan pesawat Aviastar PK-BRM di Gunung Pajaja, Dusun Gamaru, Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Jumat, 2 Oktober lalu.
Rencananya, penerbangan kembali beroperasi pada Kamis, 8 Oktober. Namun, secara keseluruhan, agenda penerbangan ditargetkan normal kembali pada Senin, 12 Oktober 2015.
"Kami tetap beroperasi normal. Toh, sudah ada satu pesawat PK-BRK yang sudah lolos audit (dari Kementerian Perhubungan). Kami masih menunggu audit PK-BRS. Rencananya Kamis, ada penerbangan ke Masamba. Tapi, secara keseluruhan kemungkinan baru normal Senin pekan depan," kata Distric Manager Kalimantan Sulawesi Maluku PT Aviastar Mandiri, Kustono Rasidianto, saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Rabu, 7 Oktober 2015.
Di lingkup Sulawesi Selatan, Kustono mengatakan, idealnya harus ada tiga pesawat mengingat cukup padatnya jadwal penerbangan. Karena itu, pihaknya akan segera menambah pesawat sebagai ganti pesawat yang jatuh di Gunung Pajaja.
"Kami akan mendatangkan satu pesawat PK-BRP dari Nabire (Papua)," ujar Kustono, tanpa merinci kapan pesawat itu bisa segera beroperasi di Sulawesi Selatan.
Customer Service PT Aviastar Mandiri, Dwi Wasono, membenarkan soal tetap beroperasi normalnya penerbangan perintis dari maskapai Aviastar. Apalagi, informasi adanya pencabutan izin penerbangan berjadwal yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Angkutan Udara Kementerian Perhubungan tidak pernah disampaikan resmi ke PT Aviastar Mandiri. Yang ada, Kementerian Perhubungan baru sebatas meminta melakukan audit kelayakan terbang dari setiap pesawat.
Dwi mengatakan penerbangan Aviastar sudah kembali beroperasi di wilayah Kalimantan terhitung Rabu, 7 Oktober 2015. Selanjutnya, penerbangan perintis itu akan kembali dioperasikan di Papua, 8 Oktober dan di sejumlah wilayah lainnya pada hari-hari mendatang. Khusus di Sulawesi, Dwi mengatakan agenda penerbangan juga sudah normal.
Dalam sepekan terakhir, menurut Dwi, pihaknya memang tidak melayani penerbangan lantaran pesawatnya dipakai operasi SAR.
Dwi menambahkan secara keseluruhan, Aviastar memiliki 10 pesawat, termasuk PK-BRM yang jatuh di Gunung Papaja. Rinciannya, 7 pesawat Twin Otter dan 3 pesawat BAE 146-200 yang diparkir di Cengkareng. Hancurnya pesawat PK-BRK direspon pihaknya dengan segera mengajukan penambahan pesawat agar izin berjadwal yang dimilikinya tidak dicabut. "Kami akan mengupdate ke Dirjen Angkutan Udara," tuturnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, jadwal penerbangan Aviastar di Sulawesi Selatan memang cukup padat. Maskapai penerbangan perintis itu melayani sejumlah rute yang tidak sebatas berada di lingkup provinsi ini saja. Di antaranya, Wakatobi, Kendari, Ambon, dan Langgur. Adapun di lingkup Sulawesi Selatan meliputi Makassar, Selayar, Masamba, Toraja, dan Bone.
TRI YARI KURNIAWAN