TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan ojek aplikasi, Go-Jek, meluncurkan layanan baru, Go-Box, dalam pameran Indonesia Transport Supply Chain and Logistic 2015 di Jakarta Internasional Expo Kemayoran, Rabu, 7 Oktober 2015.
"Go-Box akan mengadopsi model bisnis yang sama dengan Go-Jek. Hanya, kami akan bekerja sama dengan penyedia layanan logistik dan pemilik mobil pikap untuk melayani permintaan pelanggan kami," ujar CEO PT Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim, Rabu, 7 Oktober 2015.
Nadiem mengatakan, kelak, pelanggan cukup masuk ke dalam aplikasi Go-Jek, kemudian memesan mobil boks sesuai banyaknya barang yang akan diangkut dan memasukkan data tujuan pengantaran. Go-Box memiliki empat pilihan mobil angkut sesuai ukuran barang yang diangkut, dan itu pun masing-masing memiliki tarif berbeda.
Untuk mobil pikap, per kilometer akan dikenakan tarif Rp 7.000. Untuk mobil boks dikenakan tarif Rp 9.000 per kilometer. Truk engkel dikenakan tarif Rp 10.000 per kilometer dan truk engkel boks dikenakan Rp 12.000 per kilometer.
Tarif itu pun akan diberi potongan 20 persen oleh perusahaan sebagai bentuk promo. "Kalau enggak promo, bukan Go-Jek namanya," ujar Nadiem.
Untuk perekrutan pengemudi Go-Box, perusahaan akan menerapkan proses seleksi yang sangat ketat. Pengemudi harus memiliki identitas yang jelas, surat pengemudi yang masih berlaku dan surat penting sebagai jaminan, serta mempunyai pengalaman mengemudi mobil pikap.
“Sejak diuji coba Juni tahun ini, terhitung Go-Box sudah merekrut 3.500 pengemudi di empat kota, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali,” ucap Head of Go-Box Raditya Wibowo, Rabu, 7 Oktober 2015.
Dalam daftar peringkat Logistic Performance Index yang dikeluarkan Bank Dunia, Indonesia menempati urutan ke-53 dari 150 negara, di bawah Malaysia pada peringkat 25 dan Thailand pada peringkat 35. Menurut Bank Dunia, kelemahan Indonesia dalam hal infrastruktur membuat efektivitas logistik negara ini menurun.
"Dengan banyaknya permasalahan industri logistik di Indonesia, diharapkan Go-Box dapat memberikan solusi bagi para pengguna jasa layanan angkut untuk mengirimkan barang berukuran besar dan berjumlah banyak dengan cepat," tutur Nadiem.
ARIEF HIDAYAT