TEMPO.CO, Jakarta- Konsultan Bisnis Hotel, Pariwisata, dan Rekreasi, Horwath HTL, mengatakan bisnis perhotelan di Indonesia sepanjang semester pertama 2015 terus menunjukkan pelemahan. Pendapatan dari hotel-hotel di Indonesia menurun jauh dari perkiraan karena sepinya pengunjung.
“Ditambah lagi dengan pelambatan bisnis travel domestik dan kebijakan pemerintah terkait bisnis konvensi dan pameran yang belum mendukung yang berdampak pada bisnis perhotelan,” ujar Direktur Horwath HTL untuk Asia Pasific, Matt Gebbie, Rabu, 7 Oktober 2015.
Matt menambahkan, selain faktor internal lemahnya bisnis perhotelan saat ini juga tidak lepas dari ekonomi global. Hampir dua pertiga dari hotel yang disurvei oleh konsultan global ini mengatakan dampak ekonomi global cukup berpengaruh pada tingkat hunian mereka.
“Yang terdampak paling tinggi adalah hotel-hotel di Jakarta dan Bali yang memang selama ini menarik turis mancanegara,” kata dia.
Ia berharap bisnis perhotelan dan pariwisata di Indonesia bisa mulai pulih di semester kedua, dengan adanya hasil di semester pertama yang bisa dievaluasi oleh pebisnis untuk perbaikan performa di sisa tahun berjalan. Meskipun, lanjutnya, para pelaku bisnis di sektor ini hampir separuhnya kurang begitu optimis bisa menaikkan tingkat pendapatan atau hunian mereka.
“Jakarta terutama, sementara Bali masih separuh-separuh antara pesimis dan optimis untuk tingkatkan hunian dan pendapatan mereka.”
GUSTIDHA BUDIARTIE