TEMPO.CO, Belopa - Aktivitas dua bandara, di Luwu dan Luwu Utara, sepi, pasca peristiwa jatuhnya pesawat Aviastar MV 7053. Warga Luwu Raya yang biasa ke Makassar menumpang pesawat, memilih menggunakan bus.
Kepala Bandara Andi Djemma, Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Djunaidi Saudi, mengatakan seluruh aktivitas penerbangan oleh Aviastar masih dihentikan, sambil menunggu keputusan hasil evaluasi dari Kementerian Perhubungan.
Djunaidi menjelaskan, biasanya rute yang dilalui pesawat Aviastar yang take off dari Bandara Andi Djemma, Masamba, menyisir Teluk Bone sampai di Siwa. Selanjutnya, memotong ke pegunungan melintasi Sidenreng Rappang, Parepare, lalu masuk Pangkajene Kepulauan dan Makassar. (Lihat video Kronologi Pesawat Aviastar, Dari Bandara Andi Jemma Hingga Ditemukan di Luwu Selatan, Seluruh Penumpang Aviastar Meninggal)
"Biasanya memang melintas di Teluk Bone, tapi tidak diketahui kenapa pilot Aviastar mengubah jalur. Itu kewenangan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) untuk melakukan penyelidikan," kata Djunaidi, Rabu, 7 Oktober 2015.
Penerbangan perintis di Bandara Andi Djemma hanya dilayani satu operator penerbangan, yakni Aviastar. Saat ini, Aviastar sedang menghentikan jadwal penerbangannya di Masamba dan Luwu. "Untuk sementara Aviastar menghentikan penerbangan di Masamba dan Luwu," ujar Djunaidi.
Kepala Bandara Lagaligo, Kabupaten Luwu, Syarifuddin, juga mengatakan penerbangan Aviastar dihentikan, sambil menunggu kebijakan dari Kementerian Perhubungan terkait izin terbang Aviastar.
"Berhubung operator penerbangan yang beroperasi di Bandara Lagaligo, Bua, hanya Aviastar, maka untuk sementara penerbangan perintis ke Bandara Lagaligo, tidak ada. Selanjutnya, menunggu kebijakan dari Kemenhub," kata Syarifuddin.
Syarifuddin menjelaskan, pesawat Aviastar yang jatuh di Gunung Buntu Bajaja, Desa Ulusalu, Latimojong, tidak pernah berkomunikasi dengan ATC Bua, tapi langsung ke Makassar. Sesuai SOP (standard operating procedure), pilot memang tidak wajib melapor ke ATC Bandara Lagaligo, Bua.
HASWADI