TEMPO.CO, Parepare - Terus menguatnya mata uang dolar Amerika terhadap rupiah tidak berpengaruh pada penjualan barang elektronik buatan Tiongkok, seperti kulkas, mesin cuci, televisi, alat penyejuk ruangan atau air conditioner (AC).
Berdasarkan pengamatan Tempo di sejumlah kawasan toko elektronik di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, barang elektronik buatan Tiongkok laris manis. Penjualannya bahkan mengalami peningkatan 100 persen.
Salah seorang karyawan toko elektronik di kawasan Pasar Senggol di Jalan Sultan Hasanuddin, Kota Parepare, Rudi, mengatakan pembeli lebih memilih barang elektronik buatan Tiongkok karena mempertimbangkan kualitasnya yang nyaris sama dengan merek ternama produksi negara lain. Pertimbangan lain, harganya lebih murah.
"Perbandingannya, dari sepuluh pembeli, enam di antaranya memilih membeli barang elektronik buatan Tiongkok. Sedangkan empat orang membeli produksi negara lain,” ucap Rudi kepada Tempo, Selasa, 29 September 2015.
Rudi menjelaskan, peningkatan penjualan barang elektronik buatan Tiongkok mulai dirasakan sejak tiga bulan terakhir. Dalam sehari, biasanya hanya terjual lima unit. Adapun saat ini bisa mencapai sepuluh unit.
Seorang karyawan sebuah toko elektronik di Jalan Lasinrang, Kota Parepare, Ningsih, menjelaskan, akibat menguatnya dolar Amerika, barang elektronik produksi negara lain selain Tiongkok mengalami peningkatan harga sekitar 10 persen. Itu sebabnya pembeli lebih memilih produk buatan Tiongkok.
"Pembeli lebih memilih barang elektronik buatan Tiongkok karena harganya tetap murah meski harga dolar naik. Tidak jadi soal, meski masa garansinya lebih pendek,” ujar Ningsih.
Itu sebabnya, kata Ningsih, penjualan barang elektronik produk negara lain di luar Tiongkok mengalami penurunan. "Dulu bisa jual seratus unit dalam sebulan. Sekarang laku 75 unit saja sudah susah," ucapnya.
DIDIET HARYADI SYAHRIR