TEMPO.CO, Sabang - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akan menggunakan cara lacak DNA ikan untuk menjerat kapal dan pemilik kapal terduga pelaku pencurian ikan, Silver Sea 2. Metode ini baru pertama kali dilakukan untuk melacak kecurangan kapal yang saat ini masih diperiksa di dermaga Sabang.
"Kami akan meneliti DNA ikan hasil tangkapan mereka dengan ikan yang ada di perairan kita," kata Susi, Jumat, 25 September 2015.
Susi mengatakan Silver Sea 2 akan sulit mengelak jika ikan di dalam kapal sama dengan yang ada di perairan Indonesia. "Pasti ikan itu ditangkap di perairan kita," katanya. Adapun proses ini merupakan penelitian sendiri yang sudah berlangsung selama dua pekan terakhir.
Kapal Silver Sea 2 adalah kapal yang ditangkap TNI Angkatan Laut pada Kamis, 13 Agustus 2015, dinihari. Kapal berbendera Thailand tersebut diduga mencuri ikan di wilayah Indonesia. “Setelah diperiksa, kapal itu akan ditarik untuk disandarkan di dermaga,” ujar Pasi Intel Lanal Sabang Mayor Laut M. Akbar.
Kapal Silver Sea 2, yang ditangkap KRI Teuku Umar, terdaftar milik Silver Sea Reefer Co Ltd, yang beralamat di Bangkok, Thailand. Kapal tersebut memiliki panjang 81,73 meter dan sanggup memuat 2.200 ton ikan. Akbar menuturkan kapal ini ditangkap di lokasi 80 mil dari Laut Sabang, Aceh.
Penangkapan kapal tersebut diapresiasi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Lewat akun Twitter-nya, dia mencuit, “Terima kasih AL, jalesveva jayamahe. Kpl tramper SilverSea2 telah berhasil ditangkap oleh TNI AL mlm ini. Seminggu melacak, akhirnya berhasil.” Namun perusahaan Silver Cooperation melawan dengan melayangkan gugatan praperadilan. Adapun sidang kedua gugatan ini akan dilaksanakan pada 28 September 2015.
Ketua Satgas IUU Fishing Mas Achmad Santosa mengatakan kunjungan ini bertujuan, pertama, memberi semangat kepada Lanal dan Stasiun serta Satker PSDKP untuk menangani Silver Sea 2 ini dengan sebaik-baiknya.
"Kedua, mendengar laporan persiapan terhadap praperadilan dan persiapan penanganan pokok perkara," katanya. Menurut pria yang kerap disapa Ota ini, kunjungan Menteri Susi mengisyaratkan bahwa negara tak akan kalah oleh pelaku illegal fishing.
DINI PRAMITA | ADI WARSIDI