TEMPO.CO, Bogor - Setelah penertiban dan penutupan ratusan lubang Penambang Tanpa Izin (Peti) emas oleh PT Antam dan petugas gabungan dari Polri/TNI di area pertambangan Gunung Pongkor, sedikitnya 112 bangunan liar yang berlokasi di Kampung Ciguha, Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, dirobohkan petugas.
"Ada sekitar 933 bangunan liar yang kita bongkar. Semua berada dalam satu kawasan perkampungan penambang liar di Pongkor, di antaranya merupakan bangunan untuk prostitusi," kata Kepala Pengendalian dan Operasi (Kabid Dal-ops) Polisi Pamong Praja, Kabupaten Bogor, Asnan Sugandha, Senin, 21 September 2015.
Asnan mengatakan ratusan bangunan liar itu dibongkar dengan menggunakan satu alat berat. Bangunan itu selama ini digunakan sebagai pengolahan emas, warung, mes, atau tempat istirahat para penambang. Ada juga yang digunakan untuk lokasi hiburan. Bahkan, ada bangunan bedeng yang diduga digunakan untuk lokasi prostitusi. "Semuanya bercampur menjadi satu yang lokasinya berada di Kampung Ciguha," kata Asnan.
Menurut dia, jumlah personel yang diturunkan untuk melakukan pembongkaran sebanyak 347 personel. "Untuk pembongkaran rencananya dilakukan mulai Sabtu hingga dua hari ke depan," kata Asnan.
Pembongkaran sempat mengalami kendala karena bangunan-bangunan liar tersebut berada dalam perkampungan yang lokasinya berada di atas bukit, sehingga sulit untuk dijangkau menggunakan alat berat. "Sebagian bangunan lagi dibongkar dengan cara manual karena lokasinya sulit dijangkau," kata dia.
General Menejer PT Aneka Tambang Pongkor I Gede Gunawan mengatakan petugas sudah menutup 241 lubang tambang liar, 1.126 bangunan liar yang menyimpan merkuri, dan menyita 123 tangki sianida yang digunakan untuk pengolahan emas.
Saat ini berdasarkan pendataan dari Pemerintah Kecamatan Nanggung, tinggal tersisa 170 kepala keluarga (KK) di Kampung Ciguha.
Ke depan, pihak PT Antam akan melakukan pemetaan lokasi untuk mengetahui batas-batas wilayah. "Lahan milik PT Antam yang mereka kuasai untuk pembangunan gubuk-gubuk tersebut luasnya sekitar 30-50 hektar," kata dia.
M SIDIK PERMANA