TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan pihak tengah mendalami adanya dugaan Impor Garam aneka pangan yang bocor ke pasar konsumsi. Garam impor aneka pangan yang merembes ke pasar konsumsi ini membuat harga jual garam petani anjlok.
"Kami sedang melakukan uji laboratorium sampel garam yang diduga garam impor aneka pangan," ujar Krishna Murti saat ditemui usai rapat koordinasi di Gedung BPPT, Senin, 21 September 2015.
Krishna menjelaskan pihaknya mengambil sampel garam di wilayah Surabaya dan Gresik, Jawa Timur. Sample tersebut dibawa ke laboratorium untuk diteliti kandungan NaClnya apakah sesuai dengan kadar yang ada pada garam impor aneka pangan.
Ketika ditanya berapa banyak kebocoran yang disebabkan merembesnya garam aneka pangan ke pasar konsumsi, Krishna belum dapat menjawab. Dia mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut. "Kami harus cek dulu kandungannya apakah sesuai atau tidak," ujarnya.
Jika kandungan garam yang diambil dari pasar sesuai dengan kandungan garam impor aneka pangan, Krishna mengatakan pihaknya akan mengambil langkah-langkah tertentu dan juga memberikan sanksi kepada importir sesuai ketentuan berlalu.
Sebelumnya, Kepolisian telah menetapkan L atau Lucia Kuwandi sebagai tersangka dalam kasus impor garam. L adalah seorang pengusaha impor garam yang berperan sebagai makelar suap dari sejumlah pengusaha kepada para pejabat Kementerian Perdagangan.
Polisi juga telah menyeret empat tersangka lain yaitu Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Partogi Pangaribuan; Kepala Subdirektorat Impor Kementerian Perdagangan Imam Aryatna, pegawai harian lepas berinisial MU; dan seorang perantara berinisial ME
DEVY ERNIS