TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Presiden Joko Widodo mengeluarkan paket kebijakan ekonomi secara bertahap dianggap bakal membuat investor waswas. Pergerakan ini dianggap cenderung lambat dan terkesan tak siap.
"Investor jadi waswas, dikira pemerintah belum siap dalam paket kebijakan yang pertama," kata ekonom PT Danareksa Purbaya Yudhi Sadewa di diskusi "Senator Kita," yang bertempat di Jakarta pada Ahad, 20 September 2015.
Menurut Yudhi, hingga saat ini pasar memang bereaksi negatif terhadap paket kebijakan ekonomi. Paket yang diumumkan pada pertengahan September lalu memang tak menawarkan suatu terobosan baru.
Presiden lebih banyak mengumumkan deregulasi untuk beberapa kebijakan. Sebanyak 154 aturan akan diubah dalam jangka waktu dekat. Yudhi mengatakan hal ini terdengar sedikit mustahil. Sebab, berdasarkan pengalaman yang ada, perlu waktu 6 bulan untuk mengubah satu kebijakan yang ada.
"Pemerintah harus cepat menemukan solusi tepat. Kalau tidak, ya investor akan tetap pergi. Jangan malah ketagihan bikin paket," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan akan mengeluarkan paket kebijakan dalam tiga tahapan. Kebijakan pertama mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, debirokratisasi, kepastian usaha dan penegakan hukum. Caranya dengan melakukan deregulasi aturan yang sudah ada sebelumnya.
Kebijakan kedua menyangkut percepat proyek strategis. Caranya dengan menghilangkan sumbatan dalam implementasi proyek, yakni menyederhanakan izin, menyelesaikan tata ruang, mempercepat pengadaan barang dan jasa, serta meniadakan hambatan hukum.
Kebijakan ketiga, meningkatkan investasi properti, yakni dengan cara membangun perumahan dan investasi besar di sektor properti.
URSULA FLORENE