TEMPO.CO , Jakarta: Ketua Riset First Asia Capital David Sutyanto mengapresiasi semua kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah. Menurut dia, ketiga kerangka kebijakan ekonomi yang diumumkan Presiden Joko Widodo dapat menjadi obat penghipur lara situasi saat ini.
"Secara teori, semuanya bagus," kata David di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 10 September 2015. Tapi, menurut dia, pasar takkan terbuai dengan hanya pengumuman kebijakan tersebut.
David menjelaskan, yang diperlukan pasar sekarang adalah penerapan nyata kebijakan-kebijakan tersebut. David merujuk pada penutupan pasar selama dua hari berturut-turut yang tak mengalami kenaikkan.
Selain kebijakan, David juga menggarisbawahi adanya kinerja dasar pemerintah yang perlu direalisasikan. Kinerja tersebut antara lain penyerapan dan realisasi belanja negara yang menjadi basic gambaran optimisme bagi para pelaku pasar.
"Kalau penyerapan dan kebijakan tak berjalan cepat, jangan harap situasi dapat berubah," kata David. Dia juga berharap pelemahan nilai tukar rupiah bisa dikendalikan agar tak jatuh lebih dalam.
Kepala Analis MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan saat ini adalah tantangan sulit bagi pemerintah untuk memulihkan pasar modal di Indonesia. Sebab, pasar sudah mulai kehilangan kepercayaan sejak awal tahun karena hanya disajikan janji-janji manis saja.
"Itulah karakter pemerintah sejak awal tahun, tak ada langkah kongkrit," kata Edwin. Dia mengaku pesimistis terhadap situasi pasar dalam waktu dekat ini.
Edwin memprediksi jika situasi seperti ini terus terjadi, posisi Indeks Harga Saham Gabungan dapat turun hingga 4.000 dari awal tahun yang sempat menyentuh 5.500. "Paling bagus indeks menyentuh 4.800, sangat sulit menyamai posisi akhir tahun 2014 lalu," katanya.
ANDI RUSLI