TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia turun pada Rabu (Kamis pagi WIB, 10 September 2015) karena ekspektasi kenaikan lain dalam persediaan AS menambah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global.
Patokan AS, minyak mentah Light Sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun US$ 1,79 menjadi US$ 44,15 per barel di New York Mercantile Exchange. Demikian laporan AFP.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, untuk patokan global, ditutup pada level US$ 47,58 per barel dalam perdagangan London atau turun US$ 1,94 dari penutupan Selasa (8 September 2015).
Para investor "cemas" akan data resmi persediaan minyak AS yang akan datang, kata Bob Yawger dari Mizuho Securities.
Departemen Energi (DoE) akan merilis laporan mingguan pada Kamis atau lebih lambat sehari dari biasanya karena Senin merupakan libur Hari Buruh.
Laporan ini, "Akan menjadi salah satu yang sangat penting. Ini datang setelah minggu terakhir, ketika kami memiliki penumpukan penyimpanan besar dan itu pada dasarnya awal dari musim pemeliharaan (kilang)," kata Yawger.
"Pasar mengantisipasi penumpukan cukup baik dan Anda akan mendapatkan pengurangan di tingkat utilisasi kilang, meninggalkan banyak minyak mentah di pasar."
Para analis memperkirakan persediaan minyak mentah komersial AS naik 250 ribu barel dalam minggu yang berakhir pada 4 September, menurut Bloomberg News.
Pada saat yang sama, DoE memperkirakan dalam sebuah laporan terbaru pada Rabu bahwa produksi minyak mentah AS akan menurun hingga pertengahan tahun depan dalam menanggapi harga minyak yang rendah, sebelum meningkat lagi pada akhir 2016 karena ekspektasi kenaikan dalam harga minyak.
Produksi minyak mentah AS turun 140 ribu barel per hari pada Agustus dari Juli. Pemerintah AS menurunkan perkiraan produksinya untuk 2015 menjadi 9,2 juta barel per hari atau 100 ribu barel lebih rendah daripada perkiraannya pada bulan lalu.
Meski begitu, total produksi minyak AS tahun ini diperkirakan akan menjadi yang tertinggi sejak 1972.
ANTARA
Artikel Menarik:
Kisah Mistik Hantu Cerutu di Istana Presiden RI
Perangkap Seks Intelijen Itu Bernama Cindy