TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil membantah jika dikatakan dirinya memiliki hubungan istimewa dengan Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) Richard Joost Lino.
“Hubungan kami hanya secara profesional,” kata dia di kantornya, Jumat, 3 September 2015. Sofyan juga mengatakan baru mengenal Lino ketika ia diangkat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara periode 2007-2009.
Saat itu, Lino dipilih karena memiliki track record yang bagus dan piawai dalam menangani urusan pelabuhan. Lino, kata Sofyan, sengaja "diimpor" dari Cina saat menjadi Direktur Pelaksana Pelabuhan Guigang karena prestasinya yang gemilang.
“Dia sangat hebat dan pintar ketika diuji di hadapan 60 orang dari Kementerian dan Pelindo,” katanya. Hal itu pulalah yang dilakukan Sofyan ketika menunjuk Ignasius Jonan sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (persero) dan Gatot Suwondo ketika didapuk menjadi Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk.
Sofyan mengaku kecewa atas tindakan Lino yang membuka percakapan dengan dirinya kepada wartawan saat polisi menggeledah kantor Lino pekan lalu. Ia kaget percakapannya dengan Lino direkam media dan ramai diberitakan. “Saya baru tahu ketika pulang ke rumah saat diberitahukan anak saya,” katanya.
Tak lama kemudian, Sofyan menelepon Lino dan memprotes tindakan tersebut. “Saya bilang ke dia, cara itu tak profesional,” ujarnya.
ANDI RUSLI