TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dan Amerika Serikat berkerja sama pada bidang energi. Kerja sama itu dituangkan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O. Blake.
"Penandatanganan MoU ini untuk tercapainya target proyek ketenagalistrikan yang mencapai 35 ribu megawatt," kata Sudirman di Auditorium PT PLN (Persero), Rabu, 2 September 2015.
Kerja sama itu mencakup bidang teknologi emisi batu bara, penggunaan energi terbarukan, berbagi pengalaman tentang kebijakan energi, meminimalkan penggunaan bahan bakar solar, pengembangan jaringan daerah terpencil secara efisien, serta penggunaan energi terbaru pada bidang ketenagalistrikan.
"Kita ingin memberikan porsi lebih besar bagi pembangunan energi terbaru dan terbarukan, termasuk kerja sama untuk pengembangan dari renewable energy," ujar Sudirman.
Dalam pemaparannya, Sudirman juga menyebutkan bahwa rasio elektrifikasi Indonesia mencapai 86,39 persen. Angka ini ditargetkan meningkat menjadi 97,4 persen pada 2019.
Duta Besar Robert Blake berkomitmen untuk mendukung pengembangan sektor ketenagalistrikan dan meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia. "Melalui MOU ini, Amerika serikat sangat mendukung upaya Indonesia untuk membangun 35 ribu MW dengan membentuk power working group," tuturnya.
ABDUL AZIS