TEMPO.CO, Jakarta - Managing Director International Monetary Fund Christine Lagarde mengatakan Indonesia harus memperhatikan tiga hal untuk mempersiapkan ekonomi Indonesia. Ketiga hal tersebut adalah pembangunan infrastruktur, iklim investasi, dan perdagangan.
Pertama, pembangunan infrastruktur. Di negara yang terdiri dari 17 ribu pulau, infrastruktur yang efisien dan modern adalah hal vital. Infrastruktur penting untuk menghubungkan orang dan pasar dengan daerah lain, bahkan dunia. Perbedaan infrastruktur antara satu daerah dan yang lain sanget besar, terutama dalam hal energi dan trasnportasi.
“Contohnya, biaya logistik di Indonesia mencapai 24 persen dari Produk Domestik Bruto, ini tinggi dibandingkan dengan Malaysia yang hanya 13 persen,” kata Lagarde di Universitas Indonesia, Jakarta, Selasa, 1 September 2015.
Akibat perbedaan infrastruktur ini, menurut Lagarde, harga komoditas dasar di Indonesia Timur bisa 20 kali lebih tinggi dibanding Jawa. Selain perbedaan infrastruktur, tingkat elektrifikasi baru sekitar 80 persen.
Dengan mengurangi biaya transportasi dan meningkatkan elektrifikasi, maka akan membantu menciptakan lapangan kerja di bidang manufaktur dan jasa.
“Ini akan membuat Indonesia lebih terhubung dengan perdagangan global,” kata dia. Lagarde kemudian memuji Presiden Joko Widodo yang telah memprioritaskan perbaikan infrastruktur dalam pembangunan.
Kedua, iklim investasi. Pengalaman ekonomi yang dinamis seperti Cina selama dekade terakhir, Jepang, dan Korea, menunjukkan satu hal: ketiganya adalah negara-negara maju yang mengembangkan potensi mereka dengan melibatkan dunia. Ketiga negara itu belajar dari dunia, melakukan internalisasi terhadap teknologi baru, dan kemudian bergabung dengan pasar global.
Lagarde mengatakan Indonesia dapat melakukan hal yang sama. Tapi pertama-tama perlu menghapus kendala yang membelenggu sektor swasta. Di sisi investasi, ini berarti perampingan persyaratan peraturan yang kompleks. “Ini juga berarti harmonisasi peraturan nasional dan lokal yang tumpang tindih dan bertentangan,” kata dia.
Lagarde kembali memuji Jokowi yang dianggap berkomitmen meningkatkan investasi. Undang-Undang Pembebasan Lahan sedang diubah dan layanan one-stop shop telah berdiri selama perizinan usaha. Lagarde menganggap ini adalah langkah yang benar. Selain perubahan birokrasi, strategi perdagangan yang saling melengkapi diperlukan agar pengusaha di Indonesia bisa keluar ke dunia dan bersaing.
Terakhir, integrasi perdagangan. Perdagangan selalu menjadi pendorong utama kegiatan ekonomi Indonesia. “Sekarang semua lebih penting untuk menuai dividen potensial dari liberalisasi perdagangan lebih lanjut dan integrasi, terutama dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN,” ujar Lagarde.
TRI ARTINING PUTRI