TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan lifting minyak tahun ini tidak akan menyentuh target. Sebab, lebih dari sepuluh kontraktor kontrak kerja sama migas (KKKS) yang menjadi andalan menurunkan angka ramalan lifting-nya.
"Meski ada juga lebih dari sepuluh KKKS yang melebihi target, jadi bisa mengkompensasi kekurangan ini," ujar Kepala Divisi Humas SKK Migas Elan Biantoro saat dihubungi pada Jumat, 28 Agustus 2015.
Lifting atau produksi minyak siap jual diramalkan hanya mencapai 812 ribu barel per hari. Sementara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2015, lifting ditargetkan sebesar 825 ribu barel per hari.
Angka ini, kata Elan, utamanya disebabkan mundurnya puncak produksi Lapangan Banyu Urip Blok Cepu yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited. Saat ini produksi Banyu Urip hanya mencapai sekitar 80 ribu barel per hari. Padahal pada bulan ini SKK Migas menargetkan produksi minyak mencapai lebih dari 100 ribu barel per hari.
Produksi puncak terhambat lantaran kerusuhan yang melanda Cepu awal Agustus lalu. Akibatnya proyek Engineering Procurement and Construction blok tersebut mundur hingga saaat ini, yang seharusnya menurut plan of development (PoD) perusahaan sudah selesai.
Elan memperkirakan produksi di atas 100 ribu barel per hari baru bisa dicapai Blok Cepu pada Oktober mendatang. Sementara produksi puncak sebesar 225 ribu barel per hari baru bisa diraih pada akhir Desember atau awal 2016.
Meski turun, SKK Migas yakin ramalan lifting kali ini tepat. Sebab, meski beberapa produksi beberapa blok menurun, ada proyek baru yang bisa menutupi kekurangan lifting. "Kami akan mengawal dengan serius," Elan berujar.
Hingga 31 Juli 2015, realisasi lifting minyak mencapai 756 ribu barel per hari, sedangkan lifting gas 6.609 mmscfd dari target 6.835 mmscfd. Untuk realisasi cost recovery mencapai US$ 9,87 miliar atau 70,5 persen dari target US$ 14 miliar. Sementara itu, realisasi penerimaan negara hanya US$ 9,15 miliar dari target US$ 14,99 miliar.
ROBBY IRFANY | ALI HIDAYAT