TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan yang juga Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan bahwa kedatangan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde tak berhubungan dengan pinjaman. Kedatangannya hanya untuk menyampaikan pandangan soal masalah perekonomian global.
"Jadi, kedatangan bos IMF tak seperti tahun 1998," kata Luhut di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, 28 Agustus 2015. Dia juga membantah anggapan bahwa kedatangan Christine akan mengintervensi kebijakan pemerintah. Menurut dia, tak ada pihak mana pun yang bisa mengintervensi langkah Presiden Joko Widodo.
Dalam menyelesaikan masalah ekonomi, Luhut mengatakan pemerintah sudah memiliki langkah-langkah yang sudah jelas dan terukur. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang tidak membutuhkan pinjaman dari IMF. "Kita justru sedang fokus agar uang Rp 273 triliun yang tertahan di bank daerah itu bisa keluar," ujarnya.
Pernyataan Luhut ini merujuk pada jumlah dana daerah yang tak dicairkan karena kekhawatiran kriminalisasi terhadap pejabat. Duit lain yang saat ini sedang diusahakan untuk cair adalah dana pedesaan sebesar Rp 20 triliun serta dana badan usaha milik negara senilai Rp 160 triliun.
Pertemuan dengan IMF, kata dia, akan dijadikan ajang bertukar pikiran mengenai penanganan masalah ekonomi. Justru Luhut mengatakan bahwa IMF adalah salah satu penyebab terjadinya krisis 1998. "Saya Memperindag tahun 2000-2001. Saya sudah katakan kepada mereka bahwa mereka sudah membuat negara kita ini jadi kacau-balau."
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde direncanakan berkunjung ke Indonesia pada 1-2 September 2015 mendatang. Kedatangannya berkaitan dengan acara konferensi internasional yang diadakan dengan Bank Indonesia.
FAIZ NASHRILLAH