TEMPO.CO, Bangkalan - Target Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional Madura membeli 15 ribu ton gabah petani pada 2015 sulit tercapai. "Sulit dicapai, apalagi batas akhir penyerapan gabah tinggal satu bulan, yaitu awal Oktober," kata Kepala Bulog Divre Madura Kurniawan di Bangkalan, Rabu, 26 Agustus 2015.
Hingga Agustus, Bulog baru mampu menyerap 308 ribu ton gabah petani di empat kabupaten di Pulau Madura. Sebanyak 60 persen gabah yang dibeli merupakan gabah yang berasal dari Kabupaten Bangkalan.
Menurut Kurniawan, rendahnya daya serap gabah disebabkan dua faktor, yaitu faktor harga dan budaya. Soal harga, pemerintah menetapkan harga pokok pembelian (HPP) gabah sebesar Rp 4.650 untuk gabah kering giling dan Rp 3.700 untuk gabah kering panen. "Harga ini lebih murah dari tengkulak yang mematok harga Rp 4.700 per kilogram."
Kondisi itu, menurut dia, diperparah dengan kebiasaan orang Madura pascapanen, yakni menyimpan gabah. Gabah tidak langsung dijual, tapi disimpan. “Gabahnya dijual sedikit demi sedikit ketika butuh uang."
Meski begitu, Bulog tetap akan mengupayakan agar petani mau menjual gabahnya. Salah satunya dengan meminta bantuan Kodim. "Hari ini, kami pertemukan Bulog langsung dengan kelompok tani, tengkulak, dan pengusaha gilingan padi," ujar Komandan Kodim Bangkalan Letnan Kolonel Sunardi Isnanto.
Pertemuan ini, menurut Sunardi, digelar agar Bulog tahu secara langsung unek-unek petani soal penjualan gabah. "Kendalanya memang pada harga, jual ke tengkulak lebih mahal dibanding harga pemerintah."
Namun Ilyas, petani di Desa Bilaporah, Kecamatan Socah, membantah harga beli gabah oleh tengkulak atau pengusaha gilingan Rp 4.700 per kilogram untuk gabah kering siap giling. Dia curiga harga itu harga jual tengkulak, bukan harga beli langsung dari petani. "Dua hari lalu, gabah saya hanya dihargai Rp 4.300 per kilogram di tempat penggilingan."
Karena harga gabah murah, Ilyas memilih menggiling sendiri lalu dijual dalam bentuk beras. Cara ini, menurut dia, lebih menguntungkan dibanding menjual gabah. "Harga beras Rp 8.000 per kilogram, lebih menguntungkan."
Ilyas menyarankan agar Bulog menerapkan sistem pembelian terbuka tanpa melalui mitra. "Jadi petani jual langsung ke Bulog atau Bulog langsung beli ke petani."
MUSTHOFA BISRI