TEMPO.CO, Jakarta - Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Selasa, 25 Agustus 2015, masih dalam tekanan. “Rupiah berpeluang kembali melemah hari ini,” kata ekonom dari Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, dalam risetnya yang diterima hari ini.
Dia berujar, rupiah melemah bersamaan dengan makin kuatnya dolar di pasar negara berkembang. Harga minyak yang turun semakin dalam juga meningkatkan sikap pesimistis terhadap prospek rupiah ke depan.
“Minyak yang turun 6 persen hingga malam tadi berpeluang memperpanjang tekanan pelemahan terhadap rupiah yang sampai saat ini masih dibantu oleh intervensi Bank Indonesia,” ucap Rangga.
Rangga menuturkan berbagai kebijakan terus diluncurkan oleh pemerintah dan BI untuk mendukung stabilitas pasar keuangan. Namun kekuatannya masih jauh di bawah aliran dana ke luar, terutama oleh asing.
Rangga mengatakan harapan kenaikan suku bunga The Fed semakin tergerus seiring dengan efek penularan perlambatan global ke perekonomian AS yang saat ini sedang dalam proses pemulihan.
Harga komoditas yang turun, ujar dia, juga mencerminkan sikap pesimistis terhadap pertumbuhan global sehingga mendorong turun ekspektasi inflasi.
“Angka penjualan rumah serta consumer confidence index AS ditunggu hari ini,” ucap Rangga.
BISNIS.COM