TEMPO.CO, Bogor - Pemerintah menyiapkan dana Rp 10 triliun yang akan diberikan kepada badan usaha milik negara yang terdaftar di bursa efek. Dana itu rencananya akan digunakan untuk pembelian kembali atau buyback saham mereka.
"Belum mulai, baru besok kami targetkan masuk," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Senin, 24 Agustus 2015.
Rencananya, akan ada 13 emiten BUMN yang akan mendapatkan suntikan dana tersebut.
Saat ditanya BUMN mana saja yang akan mendapatkannya, Rini tak menjawab. Kementerian saat ini sedang melihat pergerakan saham para emiten tersebut. Langkah lain adalah dengan menerapkan program penghargaan kepada karyawan atau employee stock option program. Program itu memungkinkan karyawan membeli saham BUMN dengan aturan tertentu.
Otoritas Jasa Keuangan membolehkan emiten atau perusahaan publik untuk melakukan pembelian kembali sahamnya (buyback) tanpa rapat umum pemegang saham. Stimulus tersebut diberlakukan untuk mengurangi fluktuasi pasar yang berlebihan.
Ketentuan tersebut ditetapkan melalui Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 22/SEOJK.04/2015 tentang Kondisi Lain sebagai Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik.
Pada penutupan perdagangan Senin, 24 Agustus 2015, IHSG turun tajam 172,22 poin (3,97 persen) ke level 4.163,73. IHSG yang sejak awal perdagangan sudah dibuka di teritori negatif, bahkan sempat menyentuh posisi terendah di level 4.111,11. Sedangkan nilai tukar rupiah, rupiah turun 108,2 poin (0,78 persen) ke level 14.049,5 per dolar Amerika Serikat.
FAIZ NASHRILLAH