TEMPO.CO, Jakarta - PT Freeport Indonesia berencana menjalankan kebijakan cost reduction program di tengah-tengah ketidakpastian perpanjangan operasional pasca-kontrak karya.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Maroef Sjamsoeddin mengatakan saat ini PTFI menghadapi beberapa tantangan besar dalam sejarah perusahaan.
Untuk itu, manajemen akan menjalankan kebijakan, strategi, dan upaya perusahaan dalam menggapai visi dan misi secara efektif dan efisien.
"Tantangan itu berasal dari penurunan harga komoditas di pasar global yang menurunkan harga saham di bursa internasional. Selain itu juga kebutuhan modal investasi yang besar," katanya dalam acara sambutan upacara bendera HUT ke-70 Republik Indonesia di Sporthall Tembagapura, Mimika, Papua, Senin, 17 Agustus 2015.
Lebih jauh Maroef menjelaskan kebutuhan modal investasi yang sangat besar itu untuk melanjutkan produksi pada tambang underground. Selain itu, kebutuhan dana diperlukan untuk perluasan dan pengembangan kapasitas smelter di Gresik, Jawa Timur.
Tantangan lain yang dihadapi PTFI, lanjut pemimpin upacara itu, datang dari kondisi alam berupa perubahan cuaca dampak El- Nino. Hal ini perlu menjadi fokus antisipasi terhadap nilai produksi.
Untuk itu, dia berharap karyawannya terus bekerja keras, optimistis, dan mengubah sikap konsumtif menjadi produktif.
Maroejf juga menekankan pelaksanaan konsolidasi internal, meningkatkan koordinasi terpadu, mempertajam fungsi manajemen dalam jajaran divisi atau bidang kerja masing-masing.
"Jangan mengabaikan keamanan dan keselamatan kerja. Pelihara kekompakan dan tingkatkan rasa memiliki dan bangga sebagai karyawan serta keluarga besar PTFI."
BISNIS