TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Yustinus Prastowo menaruh harapan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang baru, Darmin Nasution. Harapan besar disematkan Yustinus dalam pembenahan pajak.
"Perpajakan pada tahun 2016 berpotensi kembali kepada visi yang benar," ujarnya ketika dihubungi, Kamis, 13 Agustus 2015. Darmin sendiri adalah bekas Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan pada 2006-2009.
Menurut Yustinus, dengan pengalaman dan ketenangannya, Darmin dapat memberi masukan kepada Direktur Jenderal Pajak untuk berbenah. Khususnya mengerem agresivitas pemungutan pajak semata yang mengutamakan intensivitas tanpa diimbangi sifat eksentivitas.
Darmin diharapkan dapat membuat gebrakan kebijakan yang dapat membangun kepercayaan pembayar pajak secara 'ramah'. Ramah, maksud Yustinus, adalah sebuah kebijakan yang tak membebani pembayar pajak dari sisi ekonomi, hukum, dan kewajiban itu sendiri.
"Apalagi tahun 2016, perekonomian belum tentu pulih," ujarnya. Sebagai contoh, Yustinus yakin Darmin akan memfinalisasi wacana tax amnesty yang masih menjadi pekerjaan rumah DJP.
Seperti yang diketahui, pengganti Sofyan Djalil di Lapangan Banteng ini pernah menerapkan kebijakan sunset policy pada 2008. Kebijakan ini mirip dengan tax amnesty yang akan dilakukan pemerintah Joko Widodo tahun ini. "Dengan pengalaman sebelumnya itu, dia akan mendukung kebijakan itu dengan lebih prudent," kata Prastowo.
Mulai hari ini, Darmin akan mulai efektif bekerja sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dengan mobil dinas RI-16. Tak hanya Darmin, ada lima menteri baru yang akan menjalankan tugas sebagai pembantu negara.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago digantikan Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel digantikan ekonom Thomas Lembong, dan Menteri Koordinator Bidang Maritim Indroyono Soesilo digeser oleh Rizal Ramli.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno digantikan Luhut Binsar Panjaitan. Luhut sekaligus menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Sementara itu, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto diganti oleh Pramono Anung.
ANDI RUSLI