TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa pekan terakhir sudah terlalu dalam (overshoot). Rupiah mencapai level Rp 13.800-an per dolar Amerika Serikat.
“Rupiah telah berada jauh di bawah nilai fundamentalnya (undervalued)," kata Gubernur BI Agus Martowardojo, di Jakarta, Rabu, 12 Agustus 2015.
Menyikapi perkembangan tersebut, kata Agus, Bank Indonesia telah dan akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah. Bank Indonesia akan mengoptimalkan bauran kebijakan dan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan otoritas lainnya.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara meyakini pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir hanya bersifat sementara. "Kami melihat bahwa saat ini rupiah undervalued (di bawah nilai fundamentalnya),” kata Mirza.
Mirza menyatakan pelemahan rupiah bisa dipandang positif bagi perekonomian dalam negeri membuat produk ekspor manufaktur lebih kompetitif. “Hal ini juga mampu mendorong turis masuk ke Indonesia," ujar Mirza.
Mirza juga menilai perkembangan rupiah juga dipengaruhi oleh pembayaran utang dan deviden secara musiman, khususnya di Triwulan III 2015.
Ia menuturkan, Bank Indonesia akan selalu memonitor perkembangan rupiah dan terus-menerus di pasar untuk menjaga volatilitas rupiah.
AGUSSUP | ANTARA