TEMPO.CO, Purwokerto - PT Pupuk Sriwijaya mempercayakan angkutan produksinya dari Cilacap, Jawa Tengah, menggunakan kereta api. Pengangkutan itu melalui tiga stasiun, yakni Gombong, Maguwo dan Ceper. Sekali angkut di tiga stasiun, 600 ton pupuk memenuhi 20 gerbong. Rinciannya, Stasiun Gombong sebanyak 210 ton, Maguwo 180 ton, dan Ceper 210 ton.
"Sebagai bentuk kepercayaan PT Pusri kepada PT KAI untuk penyelenggaraan angkutan pupuk dari Cilacap ini, PT Pusri telah menyerahkan jaminan pembayaran angkutan pupuk senilai Rp 705 juta kepada PT KAI," kata Vice President PT KAI Daerah Operasi 5 Purwokerto Safrudiansyah, Senin, 3 Agustus 2015.
PT Pusri dan PT KAI juga sepakat meningkatkan kapasitas angkutan pupuk dari Cilacap dengan membuka dua stasiun tujuan baru: Sasiun Prupuk dan Palur. "Dua stasiun ini memang dulu menjadi tujuan angkutan pupuk Pusri dari Cilacap. Kami akan reaktivasi lagi," ucapnya.
PT KAI siap membuka lagi jalur Kutoarjo-Purworejo sepanjang 12 kilometer jika ada permintaan angkutan ke Purworejo. "Di Stasiun Purworejo, PT KAI masih memiliki lahan yang cukup luas untuk menunjang fasilitas angkutan barang," ujarnya.
Selain soal dua stasiun baru itu, PT Pusri dan PT KAI sepakat segera menjajaki angkutan pupuk dengan KA ke Stasiun Purworejo. "Kami punya gudang di Bayan, Purworejo, sehingga sangat memungkinkan menggunakan KA dari Cilacap ke Purworejo," tutur perwakilan PT Pusri, Anton Sujatmoko.
Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengatakan penggunaan kereta api bisa mengurangi beban kendaraan di jalan raya. Hal ini untuk mengurangi kemacetan jalan raya dan mencegah cepatnya kerusakan jalan.
"Satu rangkaian kereta api angkutan pupuk yang membawa 20 gerbong dengan muatan 600 ton, jika menggunakan truk, dibutuhkan setidaknya 40 truk dengan muatan masing-masing 15 ton," katanya.
ARIS ANDRIANTO