TEMPO.CO, Puncak Jaya - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa kaget dengan harga semen di Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua yang mencapai Rp1,7 juta per zak. Harga barang-barang lainnya juga teramat mahal.
"Di pasar Ilaga ini harga-harga luar biasa kalau dibandingkan dengan harga yang kita ketahui di beberapa kota besar di Jawa," kata Mensos di pasar Ilaga, Rabu 22 Juli 2015.
Di sela-sela kunjungannya ke lokasi kerusuhan di Tolikara Papua, Menteri Khofifah sempat meninjau pasar Ilaga yang saat itu cukup ramai oleh pedagang, berbagai macam dagangan terutama sayur-mayur seperti buncis, kol, wortel dan buah-buahan antara lain jeruk, terong belanda hingga barang-barang kelontong dijual di pasar tersebut.
Di sana, Khofifah menyapa sejumlah pedagang dan menanyakan harga bahan-bahan kebutuhan pokok seperti minyak goreng yang berukuran 900 ml seharga Rp 50.000. Harga barang yang lain juga tinggi seperti, gula pasir ukuran enam ons seharga Rp 30.000, beras sekaleng atau setara satu liter dijual Rp 35.000, telur ayam sebutir dan mi instan sebungkus masing-masing dihargai Rp 5.000 dan air mineral ukuran 600 ml seharga Rp 25.000.
Ia juga membeli jeruk yang dijual pedagang setempat dengan harga Rp 100.000 untuk dibagikan kepada anak-anak yang mengerubunginya.
Umum diketahui mahalnya harga barang di Papua disebabkan buruknya akses transportasi. Berbagai barang kebutuhan harus dibawa dari Timika dengan pesawat berongkos angkut mahal. "Tingkat kemahalan setempat harus diikuti dengan regulasi yang tidak bisa disamakan dengan wilayah-wilayah yang relatif terfasilitasi infrastruktur," ujar Khofifah.
Dia menilai pembangunan infrastruktur seperti jalan yang menghubungkan Tolikara dan Timika sejauh 80 kilometer akan sangat membantu perekonomian masyarakat. Jalan itu akan membuat warga dapat menjual produk pertanian mereka dan bisa mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan dengan harga lebih murah.
Khofifah berada di Ilaga untuk melihat kondisi wilayah yang terdampak hujan salju sehingga menyebabkan kekeringan dan gagal panen. Selain Kabupaten Puncak, dua kabupaten lainnya yaitu Nduga dan Lani Jaya juga terdampak hujan salju pada 5 Juli lalu.
ANTARA